Antisipasi Karhutla, BPBD Meranti Gesa Pembangunan 30 Embung

PEKANBARU, SUARALIRA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, akan menyelesaikan pembangunan 30 embung berukuran 100 meter persegi dan kedalaman lima meter hingga akhir 2016 sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
 
"Untuk tahun ini kami upayakan bangun 30 embung. Hingga saat ini sudah 25 yang dibangun dengan ukuran 10x10 meter," kata Kepala BPBD Meranti Muhammad Edy Afrizal di Pekanbaru, seperti dilansir Antara, Sabtu (29/10).
 
Ia menuturkan 25 embung yang telah dibangun berada di Desa Telesung, Kecamatan Rangsang Pesisir, Pulau Rangsang.
 
Sementara, lima embung lainnya direncanakan dibangun di Desa Bungur.
 
Seluruh embung tersebut dibangun atas kerja sama BPBD dengan aparat TNI, Polri, masyarakat serta bantuan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan setempat.
 
Selain membangun 30 embung hingga akhir 2016, dia juga mengatakan BPBD melalui Pemerintah Kabupaten Meranti akan kembali mengupayakan untuk membangun embung lainnya pada 2017.
 
"Tapi, kami masih fokus dulu di Pulau Rangsang. Memang secara keseluruhan terdapat tujuh desa yang dianggap rawan mengalami kebakaran. Kami upayakan untuk membangun kembali tahun depan," lanjutnya.
 
Rangsang Pesisir merupakan sebuah kecamatan yang berada di Pulau Rangsang dan merupakan pulau terluar di Riau serta berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
 
Daerah itu mengalami kebakaran hebat selama sepekan pada awal Oktober 2016.
 
Kebakaran terjadi di tiga desa yakni Telesung, Tanjung Kedabu, dan Bungur dengan luasan mencapai lebih dari 60 hektare.
 
Foto udara yang dilaporkan tim udara Satgas Karhutla Riau saat melakukan pemadaman beberapa waktu lalu, terlihat asap tebal menyelimuti daerah itu.
 
Wilayah tersebut seolah menjadi lautan asap yang tentu saja dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit bagi warga setempat.
 
Kebakaran baru berhasil diatasi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu selama beberapa jam.
 
Saat melakukan pemadaman, Edy mengatakan tim darat sangat kesulitan sumber air.
 
Satu-satunya sumber air adalah air laut.
 
Namun, dalam kondisi surut jarak antara daratan dengan sumber air menjadi sangat jauh berkisar 1,5 kilometer. Untuk itu, penting bagi Meranti menyiapkan embun agar tidak menghadapi masalah yang sama di kemudian hari. (ant/sl)