SORONG, SUARALIRA.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Peduli Nasional Antinarkoba, Tawuran dan Anarkis (GAPENTA), Provinsi Papua Barat, John Charels Imbiri, dianiaya enam orang tak dikenal (OTK) usai berwisata di Pantai Tanjung Kasuari, Kelurahan Saoka, Kota Sorong.
John menuturkan, para pelaku menggunakan jaket hitam, dan masker penutup wajah. Keenam orang tak dikenal tersebut mengendarai mobil Toyota Fortuner warna hitam. Kejadian ini menurut John terjadi usai dirinya yang sedang mengendarai motor dalam perjalanan pulang dari lokasi wisata ke kediamannya. John mengaku dianiaya dengan kayu balok yang dipakai oleh enam pelaku.
“Saat itu saya pulang wisata dari Tanjung Kasuari, Saoka Sana malam itu, saya pake motor sendiri, lalu ada mobil Fortuner hitam melaju kencang dari arah belakang saya, langsung menabrak saya dari belakang, saat dalam posisi turun tanjakan, saya langsung refleks dan lompat dari motor,” jelas John di kediamannya di Kota Sorong, Sabtu (12/11/2016).
Usai ditabrak, John berusaha untuk kembali mengambil motornya yang masih dalam keadaan menyala, saat dirinya hendak mengambil motor, dirinya melihat dua dari enam orang tak dikenal dengan memakai masker penutup wajah sudah berada di luar mobil Fortuner yang tak jauh dari motornya dan salah satunya langsung memukul John dengan balok kayu.
“Saya coba lompat dan menabrak pelaku, jadi ayunan kayu balok oleh pelaku tidak terlalu kuat, karena saya tangkis dengan tangan saya, dan mengenai bahu saya. Namun tak lama, beberapa orang rekan pelaku datang dan melakukan penganiayaan sehingga saya mencoba melompat ke pinggir jurang di dekat jalan raya itu untuk menghindari tindakan aniaya itu,” jelas John.
Para pelaku menurut John, memiliki postur tubuh tinggi besar. John melanjutkan ceritanya, saat dirinya sudah berada di dekat jurang, tiba-tiba lewat sebuah motor dan di situlah John berteriak meminta pertolongan, saat meminta pertolongan itulah, para pelaku yang menurut John berjumlah enam orang langsung kabur.
Atas kejadian ini, John mengalami luka parah pada bagian dahi, wajah, dan kepala bagian belakang, di mana luka-luka tersebut akhirnya dijahit sebanyak 26 jahitan oleh petugas medis.
John menduga bahwa kejadian ini ada kaitannya dengan tugasnya sebagai seorang aktivis antinarkoba dan tindak kekerasan terhadap warga masyarakat oleh aparat keamanan.
“Jadi saya curiga dengan kondisi waktu tanggal 1 Januari 2016 lalu saya mendampingi warga Kota Sorong dalam proses kasus penganiayaan oleh sejumlah oknum Brimob hingga cacat, dan juga ada kasus lainnya yaitu, kasus Amdal perusahaan-perusahaan yang terindikasi melakukan pelanggaran lingkungan di Kota Sorong,” ungkap John. (okz/sl)