JAKARTA, SUARALIRA.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui masih banyak proyek pembangunan di Indonesia yang memberikan dampak negatif terhadap keberlanjutan lingkungan di masa yang akan datang.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Mulya Effendi Siregar mengatakan, banyak proyek pembangunan yang tidak menerapkan faktor ekonomi, sosial dan lingkungan dalam merealisasikan suatu proyek pembangunan.
"Karena setiap pembangunan saat itu maka diperlukan sustainable financing," kata Mulya di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Padahal, negara maju seperti China saja sudah menyadari bahwa pentingnya Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan diterapkan dalam setiap pembangunan. Bahkan, SDGs dimasukkan ke dalam regulasi.
"Masih banyak proyek yang memiliki dampak negatif pada sosial dan lingkungan, seperti di China sudah memasukan regulasi SDGs, kita melihat itu menjadi pertimbangan mengikuti, karena dampak lingkungan di China itu begitu besar, parah lingkungannya," tambahnya.
OJK, tegas Mulya, akan menerapkan SDGs dalam setiap pembangunan, terutama dalam perusahaan yang ingin mendapatkan pembiayaan. "Itu kehendak yang akan dilakukan OJK," tandasnya.
Diketahui, negara-negara yang telah menerapkan SDGs dalam regulasinya adalah Bangladesh, Brasil, China, Kolombia, Mongolia, dan Vietnam. (okz/sl)