Sabine Torres : Wartawan Online Dituntut Memahami Pembaca

PEKANBARU, SUARALIRA.com - Dalam pelatihan digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) terungkap bahwa media siber harus tahu dan memahami keinginan pembacanya beritanya.
 
"Wartawan harus mengenali sasaran pembacanya. Jadi kontennya, tepat ke pembaca," tegas pemateri dari TV Sud Perancis, Sabine Torres di Pekanbaru, Jumat.
 
Dia menjelaskan, seorang wartawan harus bisa memahami termasuk psikologis pembaca media "online" atau berjaringan tersebut.
 
Ia tambahkan, jurnalis sebaiknya memposisikan diri sebagai pembaca ketika menulis sebuah berita. Bahkan, jurnalis harus lebih mengetahui detil karakteristik si pembaca.
 
Hal tersebut diungkapkannya, dihadapan 15 pengelola media online dari Pekanbaru, Rokan Hulu dan Siak, Provinsi Riau serta Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
 
"Untuk meningkatkan kualitas media lokal, yang perlu dibenahi adalah dari segi konten, lalu editing dan broadcasting secara profesional," katanya.
 
Sabine mengatakan, tidak kalah penting adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi dan media digital dalam membagikan berita, agar informasi sampai kesasaran pembacanya.
 
"Jika kredibel, maka akan jadi perhatian para pengiklan. Dengan begitu, dapat mengelola finansial secara mandiri," kata CEO myvideoplace.tv.
 
Riki Ariyanto, jurnalis bertuahpos.com atau media di Pekanbaru yang mengikuti pelatihan itu mengaku, workshop ini lebih membuka cara berpikir pengelolaan media online.
 
"Akan lebih pertimbangkan segmentasi. Selama ini cenderung menulis hal yang disukai si jurnalis, bukan yang pembaca sukai," katanya.
 
Bayu Wardhana, pengurus AJI bidang penyiaran mengungkapkan, pelatiha media siber itu digelar sebagai bentuk kepedulian oganisasi profesi terhadap perkembangan media ditingkat lokal.
 
"Di banyak tempat Tanah Air, media online lokal, tapi kontennya masih kurang isu lokal. Atau tidak dikembangkan sesuai dengan isu setempat," tuturnya.
 
Padahal, lanjutnya, banyak isu lokal yang menarik diangkat. Namun sebagian besar media ditingkat lokal justru lebih banyak menyajikan berita-berita nasional.
 
Ia mencontohkan, media lokal cenderung lebih tertarik mengangkat isu politik nasional, sedangkan porsi politik didaerahnya kurang dilirik.
 
Masih banyak pengelola media lokal, kurang memahami bagaimana karakteristik penyajian isi untuk media siber. "Banyak media online dengan gaya penyajian berita media cetak, padahal beda," tuturnya. (*)