LIMA, SUARALIRA.com - Pertemuan tingkat tinggi antar kepala negara di APEC Summit 2016 telah berakhir. Pada salah satu pertemuan, International Monetary Fund (IMF) sempat presentasi di hadapan kepala-kepala negara.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menjadi perwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut. Hadir juga petinggi negara lain seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, PM Malaysia Najib Razak, Sultan Brunei Darrusalam Hassanal Bolkiah, Presiden China Xi Jinping, Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte, dan lain-lain.
Menurut JK, IMF yang diwakili oleh Managing Director, Christine Lagarde, mewanti-wanti para kepala negara ini bahwa ekonomi dunia masih akan melambat tak hanya di tahun ini tapi sampai tahun depan.
"IMF menggambarkan ekonomi dunia tahun ini tumbuh dengan lambat, juga tahun depan masih tumbuh lambat cukup lambat. Ekonomi dunia akan tumbuh di bawah 3%," kata JK usai menggelar pertemuan di Lima Convention Center (LCC), Peru, Minggu (20/11/2016).
Maka dari itu, kata JK, semua negara harus bersiap-siap dengan memperbaiki atau mereformasi ekonomi masing-masing. Menggenjot permintaan dalam negeri bisa menjadi satu pilihan.
"Maka dari itu ada baiknya supaya hubungan antar negara harus lebih erat. Kata IMF ekonomi dunia ini sekarang too long too slow. Kerja sama seperti APEC ini harus jalan terus," kata JK.
Saat ini IMF belum bisa memberikan solusi atas perlambatan ekonomi ini. Justru dari pertemuan APEC ini diharapkan bisa merumuskan keputusan untuk melawan lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
"Jadi ekonomi dunia ini belum optimistis. Kita harus bersiap dan mempererat kerja sama," ujar JK.
Seperti diketahui, IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2016-2017. Ini dilakukan pasca keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit.
IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebanyak 5 kali dalam 15 bulan terakhir. Untuk pertumbuhan ekonomi global 2016, IMF memproyeksikan 3,1% dan di 2017 adalah 3,4%. Masing-masing proyeksi ini dipangkas 0,1%.
Menurut IMF, meski ada perbaikan ekonomi di Jepang dan Eropa, serta mulai membaiknya harga komoditas, namun Brexit tetap menciptakan ketidakpastian yang bakal menurunkan kepercayaan investor dan konsumen.
Apalagi sekarang muncul lagi ketidakpastian dari AS setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden baru. Trump selama ini dikenal dengan tokoh kontroversial saat kampanye. (dtc/sl)