JAKARTA (suaralira.com) - Meski dari kepolisian melarang, Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Rizieq Shihab menyatakan demonstrasi 2 Desember mendatang akan tetap melaksanakan salat Jumat di Jalan Sudirman-Thamrin.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menegaskan salat Jumat di jalan tidak sah. Selain itu, salat Jumat di jalan saat demo 2 Desember akan mengganti ketertiban umum.
"Salat Jumat di jalan itu tidak sah menurut Imam Syafii dan Imam Maliki. Kalau imamnya di masjid dan kalau keluar-keluar enggak apa-apa. Terus sengaja dari rumah mau salat Jumat di tengah jalan, salatnya aja enggak sah. Belum lagi mengganggu ketertiban, ganggu kepentingan orang lain," kata Said Aqil di sela-sela Kongres XVII Muslimat NU, di Asrama Haji Pondok Gede, Kamis (24/11).
Dia menegaskan hal itu sudah dibahas oleh para kiai NU. Hasilnya, pelaksanaan salat Jumat di jalanan tidak sah.
"Iya, kiai-kiai yang bahas dari kemarin. Sudah ada. Bukan melarang, saya hanya meluruskan fatwa enggak ada kaitannya dengan pilkada, Ahok, enggak ada kaitannya. Pokoknya salat Jumat di jalan, kapanpun, dimanapun, enggak sesuai menurut Iman Syafii. (Salat) Jumat harus ada di dalam bangunan. Yang sudah diniati untuk salat Jumat di sebuah desa atau di sebuah kota," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada keluarga besar NU tak ikut serta dalam demonstrasi 2 Desember mendatang.
"Saya mengimbau keluarga NU jangan mengikuti demo. Sekali lagi, kan sudah diproses hukumnya. Mau apa lagi?," katanya.Mdk/sl