JAKARTA (suaralira.com) - Ketua DPR Ade Komarudin membantah pernyataan di berbagai media yang menyebut dirinya bersikap legowo terkait pergantian atau pengembalian pimpinan DPR ke Setya Novanto. Dalam pertemuan dengan pers di gedung DPR, Senin (28/11/2016) malam, Ade Komarudin yang akrab disapa Akom itu hanya mengatakan “rapopo” dan teu sawios.
"Siapa yang bilang legowo? Ada udang di balik batu itu. Ada pesanan kayaknya sih. Saya kan orang campur Jawa-Sunda, saya lahir di Sunda, leluhur saya Jawa, bapak saya Sunda. Orang Jawa semua bilang gitu (ora popo). Karena disampaikan Presiden kan jadi terkenal," ujar Akom, saat ditemui di Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Akom mengungkapkan, ada sebuah media yang menulis seolah dirinya 'legowo' dengan rencana pengembalian Ketua Umum Golkar, Setya Novanto, ke kursi Ketua DPR. "Media yang menulis seperti itu berarti ada udang di balik batu, sepertinya ada pesanan di dalamnya," ujar Akom.
Meski mengaku tak legowo, Akom mengatakan dirinya akan mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. “Saya tidak bilang “Legowo”, saya cuma bilang akan mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan terkait hal ini,” kata Ketum SOKSI itu.
Sebelumnya pada Senin (28/11/2016) Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie sepakat dengan DPP Partai Golkar yang mengajukan Ketum Partai Golkar Setya Novanto menjadi Ketua DPR RI menggantikan Ade Komarudin. Kesepakatan itu terjadi setelah Setya Novanto bertemu selama 2 jam 45 menit di Bakrie Tower, Jakarta.
Keputusan ini diambil dengan mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi terkait kasus “Papa Minta Saham” yang menyeret nama Novanto. Keputusan MK tersebut dikuatkan dengan keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI yang tidak pernah menjatuhi hukuman untuk Novanto. Setnov mundur dari kursi ketua DPR pada Desember 2015 lalu karena tersangkut kasus “Papa Minta Saham”.
Tawarkan Akom Posisi Prestisius
Sedangkan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham usai menemui Akom di Gedung DPR RI Jakarta, pada Selasa (29/11/2016), mengatakan Partai Golkar memberikan apresiasi kinerja Akom selama menjabat sebagai Ketua DPR RI selama setahun terakhir ini dan penghargaan telah menerima keputusan Partai Golkar tentang pemberhentian dan pergantian Ketua DPR RI.
Sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas Akom, Idrus menyebut akan menawarkan beberapa posisi strategis. Posisi itu ditawarkan sebagai 'reward' karena mau diganti oleh Setya Novanto.
"Dengan sikap penerimaan Akom terhadap kebijakan partai dan sikap legowo, itu menjadi modal politik saudara Akom yang harus dipertimbangkan dengan sungguh oleh DPP Golkar tentang proyeksi posisi yang akan kita perjuangan dan ditempatkan ke depan," ujarnya.
Menurut Idrus, banyak posisi ke depan yang tidak kalah dengan terhormatnya dengan ketua DPR RI. “Sebagai teman, melihat sosok Akom sebagai orang yang berdedikasi. Sebagai sekjen Golkar dia memastikan Akom akan mendapat posisi yang tak kalah prestisius dibanding Ketua DPR RI, “ katanya.
Namun Idrus belum mau merinci jabatan strategis apa yang akan ditawarkan ke Akom. Dia hanya memastikan sebagai sekjen dia akan memperjuangkan Akom untuk mendapat posisi terbaik. "Banyak, nanti semua itu akan diputuskan di DPP Partai Golkar. Tidak etis kalau saya mengatakan jadi ini, jadi ini, jadi ini. Tapi yang pasti, selaku Sekjen saya akan habis-habisan memperjuangkan Akom pada posisi," katanya.
(bbg/sl)