Polri Tetapkan Dokter di RS Harapan Bunda Tersangka

JAKARTA (suaralira.com) -  Setelah menjerat HUD dan AR, dokter di Klinik Pratama Adipraja. Kini penyidik menjerat dokter di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur berinisial I. "Dokter yang dijerat tersebut terkait dalam kasus vaksin palsu."
 
Hari ini kami sudah menetapkan 23 tersangka, sebagian besar sudah selesai dilakukan pemeriksaan," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen Pol Agung Setya di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (15/07/2016).
 
Selain itu, penyidik kembali menetapkan satu distributor berinisial S yang mendapatkan vaksin palsu dari pasangan suami istri Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina. Saat menggeledah kediaman S, penyidik menemukan bukti transaksi pembelian vaksin palsu.
 
"Dia memesan ke jaringan R dan H untuk 60 kali transaksi dengan nilai Rp 440.210.000," kata Agung. Terakhir, penyidik menetapkan bidan berinisial N yang berperan sebagai distributor sebagai tersangka.
 
Ia membuka praktik di Jatirasa, Bekasi. Bidan N diduga juga menggunakan vaksin palsu untuk anak yang menjadi pasiennya. Dengan demikian, 23 tersangka terkait vaksin palsu terdiri dari enam produsen, sembilan distributor, dua pengumpul botol, satu pencetak label vaksin, dua bidan, dan tiga dokter.
 
"Pemberkasan kasus vaksin palsu kami bagi jadi empat berkas perkara yang memudahkan proses persidangan," kata Agung.
 
Untuk kasus ini, penyidik telah memeriksa 40 saksi dari berbagai sumber yang mengetahui proses pembuatan, distribusi, hingga penggunaan vaksin palsu.
 
Selain itu, sebanyak tujuh ahli juga telah didatangkan untuk dimintai keterangannya dari segi pidana, ahli perlindungan konsumen, dan juga dari Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.
 
"Pemeriksaan ahli untuk memastikan pembuktian perkara nantinya akan utuh dan berkas perkara kami selesaikan," kata Agung.
 
Harapan Bunda di Ciracas, Jakarta Timur, adalah satu dari 14 rumah sakit yang tercatat sebagai pengguna vaksin palsu. Menteri Kesehatan, kemarin, membeberkan 14 rumah sakit serta 8 bidan dan klinik pelanggan vaksin palsu. Seluruh fasilitas kesehatan ini mendapat vaksin palsu dari CV Azka Medika. (**)