JAKARTA (suaralira.com) - Personil kepolisian menangkap 8 orang yang diduga melakukan percobaan makar. Penangkapan dilakukan pada Kamis, 1 Desember hingga Jumat dini hari tadi.
Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar membenarkan adanya penangkapan tersebut. Tetapi, dia tidak mengungkap siapa-siapa saja yang telah ditahan oleh personil dari Polda Metro Jaya.
"Ya, memang dari Polda Metro Jaya mengamankan (beberapa orang) yang terpantau dari hasil penyelidikan terkait percobaan dugaan makar. Kami dengar hingga saat ini masih dalam taraf penyelidikan," ujar Boy ketika dikonfirmasi oleh media pada Jumat pagi, 2 Desember.
Dari pesan pendek yang beredar luas beberapa orang yang ditangkap antara lain Sri Bintang Pamungkas (SBP), Rachmawati Soekarnoputri, Brigadir Jenderal Aditya Warman, Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zein, Ahmad Dhani, dan Ratna Sarumpaet. Video SBP yang dijemput oleh personil kepolisian di kediamannya sudah beredar luas di publik.
SBP ditangkap karena diduga melakukan tindakan makar terhadap pemerintahan yang sah. Pada hari Rabu, 30 November SBP bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam People Power 2016 merencanakan menduduki DPR/MPR dan menuntut perubahan UUD 1945 dari yang sudah diamandemen menjadi versi aslinya.
"Kami juga meminta MPR melakukan sidang istimewa untuk mencabut mandat Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan JK (Wakil Presiden Jusuf Kalla)," kata dia di Rumah Kedaulatan Rakyat, Jakarta, pada Rabu kemarin.
Saat ditanyakan apakah ini merupakan gerakan makar, salah satu panitia gerakan Yudi Syamsudi Suyuti membantahnya. "Menurut KUHP, makar itu kalau merebut pemerintahan sah dengan menggunakan senjata. Kami kan aksi meminta sidang MPR," kata dia.
SBP dan rekan-rekannya mengaku sudah siap ditangkap oleh pihak kepolisian karena menganggap apa yang dilakukannya benar.
Rachmawati pun menggelar jumpa pers dengan tuntutan senada. Dia mengatakan bersama beberapa rekan akan mendatangi gedung DPR Senayan pada Jumat, 2 Desember.
“Saya akan memberi resolusi atau maklumat pada MPR agar segera melakukan sidang istimewa untuk mengembalikan UUD ke UUD 1945 yang asli,” ujar Rachmawati di Cendana Room, Hotel Sari Pan Pacific ketika memberikan keterangan pers pada Kamis, 1 Desember.
Dia menilai UUD 1945 hasil amandemen telah melahirkan sistem politik dan ekonomi yang begitu liberal. Menurut Rachmawati, hal itu yang membuat Jokowi sulit menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang mandiri seperti yang digagas oleh Soekarno.
Aksi yang digelar oleh Rachmawati dan Sri Bintang Pamungkas menjadi salah satu dari 3 kegiatan yang terpantau oleh kepolisian. Massa buruh dari Kelompok Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga berencana berdemonstrasi pada siang ini usai salat Jumat.
Dibela oleh Yusril Ihza Mahendra
Pakar hukum dan tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengaku siap mendampingi ke-8 orang yang sudah ditangkap oleh kepolisian itu. Melalui akun media sosialnya, pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Negara, dia sudah berhasil menghubungi Ratna Sarumpaet melalui telepon. Ibunda Atiqah Hasiholan itu kini sedang dibawa ke markas Brimob Kelapa Dua.
Sementara, Yusril mengaku belum bisa berkomunikasi dengan individu lainnya termasuk Rachmawati dan Sri Bintang Pamungkas.