JAKARTA (suaralira.com) - Pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru pada Jumat (20/01) malam, ternyata berhasil mendorong bursa saham Wall Street menguat. Hal tersebut menandakan, investor pasar modal negara adidaya tidak lagi alergi dengan taipan properti asal New York.
Bahkan, Reuters mencatat menguatnya Wall Street di hari pertama seorang Presiden AS menduduki kursinya baru terjadi lagi kali ini dalam 50 tahun terakhir.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks Industrial Dow Jones ditutup menguat 94,85 poin atau 0,48 persen ke posisi 19.827,25.
Sementara S&P 500 naik 7,62 poin setara 0,3 persen ke level 2.271,31 dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 15,25 poin, atau 0,28 persen ke level 5.555.33.
Sebelumnya, dolar Amerika Serikat (AS) turun ke posisi lebih rendah pada perdagangan kemarin, Jumat (20/01) lalu karena investor berspekulasi menjelang pidato pelantikan Presiden Donald Trump.
Indeks dolar, menurut pengamatan greenback terhadap 6 mata uang utama, sempat jatuh ke posisi terendah saat Trump menyatakan janji untuk menempatkan "America first", memicu kembali kekhawatiran pada kebijakan proteksionis.
"Tidak ada sesuatu yang muncul untuk mendorong pergerakan pasar yang kuat," kata Richard Scalone, co-kepala valuta asing di TJM Brokerage di Chicago, seperti dikutip dari CNBC.com, Sabtu (21/01).
"Secara keseluruhan, kami melihat dolar AS mengkonsolidasikan beberapa keuntungan dan itu mirip dengan konsolidasi yang kita lihat di bagian awal tahun lalu, setelah kenaikan suku bunga The Fed 2015," lanjut Richard.
Dolar AS melemah terhadap euro, yen Jepang dan pound Inggris setelah membukukan beberapa keuntungan moderat sebelumnya pada hari Jumat.
Di sisi lain, dolar AS menguat terhadap dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada, serta mata uang negara-negara produsen komoditas utama lainnya.