Ilustrasi paskah/Net

Jadikan Paskah Sebagai Pemersatu Bangsa

BEKASI (suaralira.com) - Dalam perayaan paskah tahun 2017 ini, Komunitas Batak Bersinar (KBB) Kota Bekasi ingin pererat persatuan, dan kesatuan bangsa serta konsistensi dalam melestarikan budaya daerah. 

 

Ketua KBB Kota Bekasi, Esthomihi mengatakan, jadikan paskah sebuah momentum bagi masyarakat untuk jaga persatuan dan kesatuan bangsa. 

 

"Sukacita dan kegembiraan mereka dapat menumbuhkan semangat dalam menjaga persatuan, dan kesatuan untuk menjaga negara ini. Dan berpegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika, sehingga negara ini dapat harmonis," ucapnya.

 

Bila di petik dari kejadian yang di alami Yesus, kata pria yang akrab disapa Uchok ini, paskah adalah sebuah kemenangan yang telah diraih sang juru selamat.

 

“Paskah merupakan kemenangan bersama karena kristus bangkit dan menang atas maut, sehingga harus disyukuri. Kita berharap semua umat berbela rasa pada sesama, bukan hanya pada umat Katolik dan Protestan, tapi semua umat manusia, secara khusus untuk umat Kristiani agar terus bangkit, dan memaknai kemenangan itu menjadi sebuah harapan bagi umat untuk menanti kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menyelamatkan umat. Pada perayaan paskah ini, semua pihak bisa mengambil intisari bahwa kebangkitan itu selalu didahului dengan penderitaan," terang dia.

 

Di tempat yang sama Inisiator Batak Bersinar Pdt. Tadeus Silaban menjelaskan, tahun ini dalam perayaan paskah pihaknya membuat tema 'Kutuk tidak berlaku lagi'. Tema tersebut, kata Pdt. Tadeus, bahwa paskah itu melewati kesusahan dan masuk pada kemenangan. Oleh itu, kemenangan adalah hal yang meriah dan bersukacita.

 

"Kami batak bersinar membuat pesta kemenangan itu bernuansa budaya, karena itu adalah sesuatu kekayaan ditengah bangsa kita ini. Oleh karena itu, tadi kami dari kaum bapak, kaum ibu hingga anak-anak menari tarian budaya batak," jelasnya.

 

Dengan memasukan budaya dalam sebuah momentum acara besar, tambah dia, agar budaya yang ada tidak tertinggal dan ditinggalkan, yang saat ini sudah terkontaminasi dari budaya luar.

 

(oto/sl)