Rengat, suaralira.com - Perjuangan untuk membela umat tidak cukup hanya berdakwah dari masjid ke masjid, dari daerah ke daerah, dari mimbar ke mimbar.
Semua umat seiman maupun pemeluk agama apapun wajiblah masuk ke dunia politik. Untuk membantu umat kita bisa masuk ke legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Begitu pembukaan alasan pemuda yang pernah menjabat Asisten II Pemkan Inhu dan pernah Kepala Badan Pengela Perbatasan Daerah Pemrov Riau yang dikenal dermawan kepada berbagai lapisan masyaralat ini memilih calon dari partai Hanura nomor urut 2 Dapil Inhu-Kuansing pada Pemilu 2019.
Ia memilih menuju parlemen di DPRD karena dengan kita duduk di DPRD Riau maka kita dapat membela umat seiman kita khsusnya dan umat lainnya ntuk pendidikan
Karena dengan pendidikan sekolah agama apapun dan agama Islam kita bisa melahirkan generasi pemimpin yang agamis yang taat kepada Allah swt yang pada dasarnya bisa jadi pemimpin yang amanah dan tidak melakukan tindak pidana korupsi.
Peria yang akrap disapa bang Naen ini berpendapat bahwa agama harus dibarengi politik. Dan politik mesti dibentengi agama. Karna apapun yang kita masuk ke dunia politik di Indonesi, syarat pertama adalah Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nah katanya, Tuhan Allah Yang Maha Esa melarang berbuat tercelah, misalnya melakukan tindak pidana korupsi.
Bila ia terpilih dan duduk di DPRD Riau nantinya yang utama diperjuangkannya adalah anggaran untuk pendidikan agama apapun dan untuk agama Islam bisa berupa pendidikan MDTA, MI, Mts, MA/MAK dan Perguruan Tinggi Islam.
Perjuangan itu akan dituangkan kedalam anggaran APBD Riau selama ia duduk di DPRD Riau nantinya kelak.
Selain itu, katanya kita akan membuka lapangan pekerjaan dan kedaulatan pangan serta harga sembako yang terjangkau.
Ia bersama Gubernur Riau nantinya akan terus memperjuangkan untuk menganggarkan untuk pendidikan terutama untuk pendidikan agama apapun dan agama Islam.
Silahkan yang lain berpendapat berbeda dengan kami katanya, jika agama tidak boleh dicampurkan dengan agama.
Bagi bg Naen ini, politik haruslah dibentengi dengan ajaran agama. Dengan benteng agama maka kita jauh dari tindakan tercelah seperti melakukan tindak pidana korulsi. Jika kita tidak membentengi politik dengan ajaran agama Tuhan Allah swt maka kita sering khilap dan tidak amanah.
Ia memilih jalan duduk di DPRD Riau untuk berjuang membentuk generasi tangguh yang agamis. Melalui anggaran pendidikan yang besar di APBD Riau kelak maka generasi penerus mantinya dapat menjadi penguasa di Eksekutif, legislatif dan Yudikatif yang jauh dari perbuatan keji dan mungkar yang dilaknat Allah.
Jika generasi penerus duduk di eksekutif yakni jadi Camat, Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden maupun menteri juga andai jadi kepala Dinas maka beliau diharapkan terus menganggarkan untuk pendidikan dan pengembangan agama Allah.
Jika duduk di Legislati maka mereka bisa menyetujui dan menganggarkan di APBD/APBN untuk pendidikan dan pengembangan agamanya.
Terus jika mereka kelak duduk di Yudikatif jadi Hakim maka jadilah hakim yang adil dan tetap di jalan yang diredhoi Tuhan Allah swt serta tidak melakukan tindak pidana korupsi dan suap makan uang haram, karna selama ini banyak oknum Hakim kena OTT oleh KPK "ya tetap amanah dan agama dan Pancasila tetap jadi landasan pedoman hidup dalam menjalankan tugas dan amanah, insha Allah," kata bg Naen mengakhiri.***(Harmaein)