BENGKALIS - RIAU, suaralira.com - Kegiatan terobosan antara Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Aren Indonesia (DPD AAI) Kabupaten Bengkalis dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau yang menggelar Seminar Nasional Potensi dan Peluang Budidaya Aren di Lahan Gambut berjalan dengan sukses dan lancar.
Kegiatan sehari penuh pada Sabtu, 26 Januari 2019 bertempat di lantai dua gedung lembaga yang beralamat di Jalan Pramuka Desa Air Putih ini diikuti sekitar 300an peserta yang berasal dari berbagai daerah, bukan saja dari kabupaten yang berjuluk Negeri Junjungan tapi juga luar kabupaten.
Dari pohon aren atau masyarakat Bengkalis biasa menyebutnya enau (arenga pinnata, suku Arecaceae) yang hingga kini masih memanfaatkan buahnya sebagai manisan saat Idul Fitri tiba. Sesungguhnya masih banyak memberikan manfaat lain dari setiap bagian pohon berakar serabut ini, khususnya bagi kesehatan.
"Sebatang pohon aren menghasilkan 10 liter nira perhari. Kalau dihargai sepuluh ribu rupiah maka akan menghasilkan uang seratus ribu perhari," kata Ketua DPW AAI Provinsi Riau Warsito.
"Paling tidak, lima puluh ribu perhari, kalau getah beghape calong baghu dapat segini," kata Ketua Umum DPH LAM Riau Kabupaten Bengkalis Datuk Seri H Sofyan Said pula yang ingin mengembalikan sebutan Bengkalis Kota Terubuk.
Sementara, H Jon Erizal, SE, MBA anggota Komisi XI DPR RI memunculkan potensi aren melalui peribahasa, di mana ada gula di situ ada semut. "Ini gula aren dah ada, semutnya, mana?," ungkap Jon Erizal seorang pengusaha memandang budidaya aren dari segi pemasarannya pula.
Jon Erizal menyarankan kepada pengurus asosiasi tadi, agar membuat semacam laporan atau draf kerja resmi, sampaikan ke Bupati Bengkalis, ke Gubernur Riau setelah dilantik pada Februari 2019 nanti. "Potensinya ada, pasarnya ada.
Sebagai seorang bekas pengusaha. jangan tanaman (aren,red)-nya melebihi nilai ekonomisnya, artinya nasibnya seperti nasib kelapa sawit hari ini," sebut Jon Erizal yang setelah seminar kembali terbang ke Jakarta.
Selain hadir pemateri Wasisto yang menyampaikan materi potensi dan peluang Provinsi Riau dalam budidaya tanaman aren, serta Jon Erizal dengan materi peluang ekonomi masyarakat berbudidaya aren, juga hadir DR. Adhy Prayitno dari LPPM Unuversitas Riau (Unri) membawakan materi peluang tanaman aren sebagai tanaman konservasi lahan gambut.
Rapandi Nasution petani aren di Rambah Kabupaten Rokan Hulu tampil di sesi testimony, serta pemateri anak watan Desa Sungai Alam DR. H. M. Rizal Akbar, M.Phil menyampaikan materi tantangan sosial kemasyarakatan di era milenial.
Semua materi terfokus pada Muhammad Isnaini atau Akrab disapa bang Pilot yang merupakan Dewan Pakar DPP AAI yang mengupas tuntas materi selama 3 jam yang masih kurang durasinya.
Yersi Nadia Sari pelajar SMPN 3 Bantan seorang peserta seminar yang juga juara lomba menulis potensi dan peluang budidaya aren di lahan gambut mengaku mengerti atas materi yang disampaikan pada seminar ini. "Untuk di wilayah Kecamatan Bantan banyak yang kurang tahu tentang potensi aren ini.
Saat wawancara untuk lomba menulis, nara sumbernya berada di Desa Papal dan Bantan Tengah yang sudah lansia, jadi kurang memahami dan dia bukan petani aren tapi petani kelapa," ungkap Yersi Nadia Sari kepada Koranriau.net sesaat setelah menerima hadiah, seraya menambahkan, karena ada dijual bibit aren di Bengkalis, akan menanam aren yang jumlahnya akan ditanyakan kepada orang tuanya terlebih dahulu.
Ketua DPD AAI Kabupaten Bengkalis DR. Eng Mohamad Syahminan, ST, MT terlihat puas atas suksesnya acara tersebut. Kepuasan juga terlihat di wajah semua panitia, pihak LAM Riau Kabupaten Bengkalis juga bagi seorang Khoriah istri Syahminan yang menjabat sebagai Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Bengkalis.***(Rls/YE)