Ilustrasi aparat Sri Lanka. (cnnindonesia/sl)

Sri Lanka Blokir Lagi Medsos Cegah Serangan ke Muslim Meluas

JAKARTA, suaralira.com - Pemerintah Sri Lanka kembali memblokir akses sejumlah media sosial seperti Facebook dan layanan pesan instan WhatsApp untuk sementara waktu. Keputusan itu diambil setelah serangan terhadap kaum Muslim terjadi selama akhir pekan kemarin.
 
Pemerintah Sri Lanka mengatakan pemblokiran itu diterapkan guna mencegah penyebaran informasi keliru atau bahkan bohong yang bisa memperkeruh keadaan.
 
"Media sosial kembali diblokir sebagai langkah sementara pemerintah dalam menjaga perdamaian di negara ini," ucap Direktur Jenderal Departemen Informasi Pemerintah, Nalaka Kaluwewa, kepada Reuters, Senin (13/05/2019).
 
Kebijakan itu diterapkan setelah belasan orang dilaporkan melemparkan batu ke masjid-masjid dan toko-toko milik umat Muslim di Kota Chilaw, pantai barat Sri Lanka, pada Minggu (12/5). Di hari dan kota yang sama, seorang lelaki Muslim juga dipukuli.
 
Sumber keamanan mengatakan kekerasan itu dipicu oleh salah satu komentar umat Muslim di Facebook.
 
Seorang pria bernama Abdul Hameed Mohamed Hasmar mengunggah komentar di Facebook, yang disalahartikan oleh penduduk setempat sebagai ancaman kekerasan terhadap umat Kristen.
 
Otoritas Sri Lanka mengatakan telah mengamankan Hasmar terkait komentarnya itu. Aparat juga telah menangkap sekelompok orang di daerah Kuliyapitiya dan Dummalasuriya karena diduga merusak sejumlah toko-toko milik umat Muslim selama akhir pekan kemarin.
 
Otoritas Sri Lanka memutuskan memberlakukan jam malam di Chilaw, kota yang terletak 80 kilometer dari Kolombo, untuk sementara waktu sebagai antisipasi bentrokan dan serangan lanjutan terjadi.
 
Kekerasan ini terjadi beberapa minggu setelah delapan teror bom mengguncang tiga gereja dan empat hotel di tiga kota Sri Lanka selama perayaan Hari Paskah pada 21 April.
 
Insiden tersebut menewaskan 258 orang dan melukai 500 lainnya. Teror paling parah dalam dua dekade terakhir itu diduga dilakukan oleh kelompok militan Islam lokal. 
 
Sejak itu, komunitas-komunitas Muslim di negara Asia Selatan itu mengaku telah menerima puluhan pengaduan dari seluruh negeri terkait orang-orang yang dilecehkan hingga menerima kekerasan.
 
Sebagian masyakarat Sri Lanka juga masih khawatir bahwa otoritas keamanan belum menangkap seluruh pelaku terkait serangan bom tersebut. 
 
Namun, kepolisian menegaskan aparat telah menangkap seluruh pelaku. Jika tidak tertangkap, polisi memastikan para pelaku lainnya tewas dalam serangan atau bunuh diri ketika hendak ditangkap. (cnnind/sl)