CURUP, REJANG LEBONG (BENGKULU), suaraliracom - Kopi asal Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu berhasil menembus pangsa pasar Perancis.
"Alhamdulilah produk Kopi Lestari yang dihasilkan kelompok Utama Tani di Kecamatan Sindang Dataran saat ini sudah bisa menembus pasaran di Prancis," kata petugas mantri tani Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sindang Dataran, Umar Ibrahim di Rejang Lebong, Kamis (22-8-19).
Produk kopi dari Kecamatan Sindang Dataran yang berhasil menembus pasar Perancis ialah green bean atau biji kopi hijau jenis robusta yang telah melewati proses pengupasan kulit dan pengeringan, di mana biji kopinya di petik merah.
"Ekspor kopi yang dihasilkan kelompok Utama Tani ini sudah mencapai 1,5 ton. Ini merupakan awal yang baik untuk pengembangan produksi kopi yang dihasilkan petani kopi Rejang Lebong, ini bisa memacu semangat petani guna meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan lebih baik lagi," tambah dia.
Untuk meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan petani di daerah itu ia selalu mengingatkan petani agar melakukan sistem petik merah, kemudian tidak menjemur biji kopinya di tanah atau aspal di pinggiran jalan, namun menggunakan parah-parah sehingga tidak terkontaminasi kotoran dan bahan berbahaya lainnya.
"Brand kopi di Kecamatan Sindang Dataran ini adalah Kopi Sindang Dataran Robusta atau Kopi Sintaro, di mana luasan kebun kopi di sini mencapai 1.500-an hektare dengan rata-rata produksi perhektarenya mencapai 2 ton," urainya.
Selain itu, kalangan petani kopi di daerah itu agar bergabung dalam kelompok tani sehingga memudahkan penyaluran bantuan maupun pembinaan yang akan dilakukan petugas dalam rangka meningkatkan hasil produksi dan penanganan hama penyakit.
Sementara itu, aksi penebangan kopi yang dilakukan warga Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran belum lama ini kata dia, merupakan aksi kekecewaan petani kopi atas nama pribadi bukan atas nama kelompok karena harga jual biji kopi di tingkat petani mengalami penurunan drastis.
"Tindakan penebangan pohon kopi yang dilakukan warga ini beberapa batang saja, bukan seluruh isi kebunnya. Tindakan ini dilakukannya atas nama pribadi, karena harga kopi di tingkat petani anjlok" kata Umar Ibrahim. (hd/rl/sl)