Redelong (NAD), Suaralira com - Bepati Bener Meriah, Tgk H Sarkawi, Wakil Kepala BINDA Aceh, Kakanwil Bea dan Cukai Aceh, serta perwakilan Unsyiah, Banda Aceh. lokal, Jum'at, 25/10/2019.
Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi mengawali acara tersebut, menyambut selamat datang bagi para tamu yang hadir, membalas WakaBINDA Aceh Iqbal, Kakanwil Bea Cukai Aceh Safuadi, Dr Syaful Muhammad mengundang Unsyiah Banda Aceh.
Kata Bupati, “Produk Nilam sebetulnya sudah ada sejak lama di dataran Tinggi Tanoh Gayo, puluhan tahun yang lalu khususnya diderah Kecamatan Pintu Rime Gayo tepatnya di KM 40, itu sudah lama dikenal sebagai tempat produksi Nilam di Bener Meriah”, ujar Bupati Tgk H Sarkawi.
Lanjut Bupati, ketika Reformasi bergulir, harga pasar dan konflik ketika itu meenurun, sehingga tanaman Nilam tersebut agak tertinggal, karena kodisi tanah yang ada disitu itu tidak cocok untuk tanaman kopi Arabica, oleh sebab itu kita berusaha untuk mencarikan solusi untuk masyarakat setempat, agar mereka bisa bersaing dan bersanding dengan saudara-saudara mereka yang ada dikecamatan lain dalan Kabupaten Bener Meriah, uja Bupati.
Pada hari ini kita sengaja berdiskusi, kami juga mohon bimbingan dari bapak-bapak, baik Wakabnda, Bea Cukai dan perwakilan dari Unsyiah untuk bisa merumuskan permasaalahan ini agar lebih bisa kita lakukan bersama-sama, karena semua Kadis yang berkepentingan sudah hadis, maka hasilnya nanti bisa langsung di eksekusi, jelas Bupati.
“Kecamatan Pintu Rime gayo, Kecamatan Mesidah dan Kecamatan Syiah Utama ini adalah kecamatan-kecamatan yang cukup potensial untuk penanaman Nilam dan tidak baik untuk kopi”, tegas Tgk H sarkawi.
Lahan awal yang dibutuhkan, Kadis Pertanian supaya adminsitrasinya secepatnya bisa disiapkan, untuk memenuhi kebutuhan pusat riset yang diperlukan, pinta Bupati.
“Kita diultimatum selama 20 hari, ini semua agar menjadi catatan kita”, Bupati Mengingatkan.
Sementara WakaBINDA Aceh Iqbal pada kesempatan itu menerangkan, “Perinsipnya kami dari BINDA Aceh dan termasuk BIN pusat sangat mendukung dengan kegiatan ini, dimana tujuan kita adalah untuk meningkatkan perekonomian Aceh”, ujar Wakabinda Aceh.
Sambungnya, bahkan kita semua ini sudah pernah mengalami masa gemilang Aceh pada saat seblumnya, termasuk dengan komoditas-komoditas pertanian lainnya, kedepan mungkin masih perlu pembinaan dan eksistensi yang lebih mutakhir dan moderen, dan Alhamdulillah melalui kajian-kajian dari pihak Unsyiah disini bisa menjadi langkah awal untuk mengangkat perekonomian Aceh dibidang pertanian, kata Iqbal.
“Perinsipnya kita bertiga ini, apapun yang menjadi keputusan kita bersama, kami akan mendukungnya dan kami akan membuat trobosan-trobosan mewakilli daerah Jakarta guna menghilangkan kendala-kendala yang perlu di telaah”, tutup Iqbal.
Adapun Kakanwil Prov. Aceh Safuadi dalam acara yang sama mengatakan, inti yang menjadi hal paling utama adalah bagaimana kemudian kondisi yang ada sekarang ini berubah, kondisi yang sudah berjalan bertahun-tahun itu segera berubah, dari mana berubahnya dari masyarakat, jelasnya.
“Apa yang bisa kita buat untuk masyarakat kemakmura, bagaimana membuat makmur masyarakat, masyarakat bekerja, bagaimana mereka bekerja siapkan hal-hal yang mereka bisa menghasilkan uang, apa yang mesti kita lakukan fasilitasi mereka”, tegas Safuadi.
Syafuadi melaanjutkan, hari ini kita kuatkan lagi apa yang menjadi target, karena kalau sudah makmur pasti jauh dari kufur, kalau sudah fakir dekat sekali dengan kufur, jadi kita harus jauhkan orang-orang dari kefakiran, ujarnya.
Hari ini kita berbicara tentang produk-produk kita yang luar biasa, seperti Nilam, Nilam terbaik didunia itu ada di Aceh, Rotan terbaik didunia itu ada di Aceh, tapi belum diberdayakan, sekarang hal itu mulai kita berdayakan, ungkapnya.
“Di Bener Meriah ini harus terbangun kawasan Industri, Kawasan Industri harus terbangun disini apapun ceritanya, industry yang akan kita bangun adalan industry Agriculture, bukan industry tekhnologi tinggi, karena tidak mungkin kita bawa ke Bener Meriah, kita berpikir sekarang yang Agro”, tegas Safuadi.
Salah satu Agro itu adalah Nilam, pisang, nenas yang menjadi target, “Hari ini saya umumkan dan saya sampaikan untuk Dinas Pertanahan, mencari tanah, 200 hektar, 200 hektar dan 200 hektar, harus sudah siap gratis, baru saya keluarkan SK Fasililtas Fiskalnya ”, katanya.
“Tugas nomor satu kita siapkan lahan-lahan yang sudah siap untuk orang-orang yang akan menanamkan investasinya”, ungkap Safuadi.
Sementara utusaan dari Unsyiah yang diwakili oleh Dr Syafullah Muhammad mempresentasikan makalahnya terkait dengan “Pusat Unggulan Ipktek Nilam Aceh”.
Acara itu selain dihadiri oleh Bupati, Wakabinda, Bea Cukai, juga dihadiri oleh Sekt. Khairun Aksa SE MM, Asisten II Abdul Muis SE MM, para kepala SKPK, Pasi Intel Yon 114 / SM, Anggota DPRK dan para kabag dan palaku usaha lainnya, (Dk / Bm / Sl)