Rapat Koordinasi (Rakor) dalam pengentasan kemiskinan, berlangsung di Aula Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa(10/12)

Sekda Aceh Tamiang, Buka RAKOR Penanggulangan Kemiskinan

ACEH TAMIANG (NAD), Suaralira.com -- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Tamiang, Basyaruddin SH membuka Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, di Aula Bappeda Aceh Tamiang, Selasa (10/12/19) kemarin. 
 
Tujuan rapat koordinasi untuk mencari masukan dan kendala yang akan dihadapi Tim  dalam pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang.
 
Ada 60 orang peserta yang mengikuti rapat koordinasi,  terdiri dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Tim Kelompok Kerja, Tim Kelompok Program  dan Tim Sekeretariat.
 
Dalam rakor tersebut Sekda Basyaruddin, SH mengatakan,  bahwa percepatan penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang, harus dilakukan dengan upaya terencana, terukur, dan berkelanjutan. Agar target RPJM tahun 2022 tercapai di angka 11,96%.
 
Untuk itu  lanjutnya, seluruh OPD dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) , harus bersinergi dan bersungguh-sungguh untuk mengentaskan kemiskinan di Bumi Muda Sedia ini ”, katanya. 
 
Selain itu,  dibutuhkan strategi cerdas, kesungguhan dan data yang dimiliki harus yang kredibel, sehingga kedepannya dalam menjalankan satu program, maka mesti menggunakan data/angka yang valid yang bersumber dari BPS, sebut Sekda Aceh Tamiang dalam rapat tersebut 
 
Sementara Kepala Bappeda Aceh Tamiang, Drs. Rianto Waris dalam rakor tersebut mengungkapkan,  data ekonomi makro di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2019, mengalami peningkatan setiap tahunnya, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
 
Menurut Rianto, peningkatan tersebut terlihat dari tahun 2014 di angka 66,09% meningkat menjadi 68,45% di tahun 2018. Demikian juga dengan Indeks Desa Membangun (IDM) mengalami trend positif, karena tidak terdapat lagi desa sangat tertinggal. Kecuali Kampung Perkebunan Alur Jambu, di Kecamatan Bandar Pusaka. Untuk sementara, angka kemiskinan di kabupaten Aceh Tamiang tahun 2018, berkisar 14,21%, ujar Rianto. (tarm / SL)