Ketua KAMMI Mengecam Keras Oknum Pemain Petasan Saat Adzan Berkumandang

MERANTI, Suaralira.com -- Sejumlah beberapa pemuda merasa terganggu oleh petasan yang dimainkan saat adzan Isya dikomandangkan di Jalan Merdeka Selatpanjang Kota Kabupaten Kepulauan Meranti pada Kamis (30/1/2020).
 
Salah seorang pemuda libatkan beberapa temannya untuk protes akan hal itu, sehingga ia dan rekan-rekannya menujui Polsek Kecamatan Tebingtinggi Jalan Pemangunan satu, dan hal itu langsung disambut oleh Kapolsek Tebingtinggi Iptu Aguslan SH.
 
Safaat yang mengomandoi beberapa rekannya menuju Polsek langsung bertemu dengan Kapolsek Iptu Aguslan, saat Agusland sedang memarkirkan kendaraannya di area parkir Polsek.
 
Safaat mengatakan, usai ia bersalaman dengan Kapolsek, tanpa basa-basi langsung menyampaikan maksud dan tujuannya itu tentang toleransi yang selama ini dikedepankan, tapi ia menyayangi dan menyesali etika umat Muslim yang sedang melaksanakan Shalat Isya.
 
"Kami merasa terganggu dengan petasan yang dimainkan oleh warga Tionghoa, kami anggap bisa menyepakati praturan, namun sdikit pun tidak ada pihak yayasan mereka maupun pihak terkait mencegah bermain petasan yang menyalahi aturan," tutur Safaat Alias Evay dalam logat melayunya.
 
Lebih jauh dikatakan Evay, ia hendak melaksanakan shalat Isya, namun sangat terganggu oleh petasan yang diaminkan saat adzan dikomandangkan oleh muadzin Masjid Al-Falah Jalan Masjid.
 
"Kami meminta Kedepannye masaalah toleransi tolong betul-betul diperhatikan, mulai dari pakaian yang dikenekan disaat perang air sampai bermain petasan yang tak kene pade tempatnye," terang Evay dengan wajah kesalnya.
 
Dikatakannya lagi, masyarakat Tionghoa hendaklah menghargai masyarakat yang notabene muslim sangat mayoritas supaya keseimbangan yang selama ini dibangun tetap terjalin harmonis.
 
"Sebelum kami ke Polsek, terlebih dahulu kami mencari Ketua Yayasan MAKIN, namun tak kami temui, sebab ramainya warga Tionghoa mengerumuni hampir setiap Jalan," jelas Evay Pria berkacamata itu.
 
Terakhir, ia meminta kepada Kapolsek untuk tegas bahwa hal serupa tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang.
 
Hal senada disampaikan oleh Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Meranti Dasuki SH, mengecam keras tindakan oknum yang memainkan petasan dan kembang api disaat komandang adzan menurutnya, Yayasan Sosial Umat Beragama Budha (YSUBB) tidak mengajarkan umatnya tentang toleransi dengan baik.
 
"Harusnya kita saling menjaga ke damaian dan toleransi yang selama ini sudah terjalin baik dan harmonis, semua umat beragama ingin khusus menjalankan ibadahnya tanpa ada gangguan," kata Dasuki saat berbincang dengan Wartawan Suaralira.com.
 
Kemudian kata Dasuki lagi, jika masih terulang lagi pihaknya tidak segan-segan melakukan sesuatu diluar kontrol.
 
Kemudian Ketua Demisioner Himpunan Mahasiswa Islam Dhayat Amd Kom (HMI) Cabang Meranti, juga menyesalkan kejadian tersebut, kalau mereka menghargai cara bertoleransi umat beragama tentu hal itu tidak akan terjadi.
 
"Kita berharap Forum Kerukunan Umat Beragama mengambil sikap sesegera mungkin atas kejadian itu," harap Dhayat.
 
Sementara itu Kapolsek membeberkan bahwa, Aliansi Pemuda Islam Peduli Meranti yang terdiri dari Azimat Melayu Pesisir (AMP) Meranti, Taruna Merah Putih, HMI Cabang Meranti, KAMMI Meranti, Fokusmaker, IPPI, GMKIARA, dan Pemuda Nasional, mendatangi Kantornya, ia juga menyambut baik dan melayani oleh tamu-tamu tersebut.
 
"Kita apresiasi dan terima atas masukan dan pengaduan oleh Aliansi ini, namun disamping itu silahkan juga temui Paguyuban Tionghoa terkait rasa protes adik-adik ini," ucap Aguslan saat hubungi.
 
Untuk sementara ini Ketua Panitia Pelaksanaan Imlek 2020 tak bisa dihubungi. (Rls/sl)