Takengon (NAD), Suaralira.com - Jumlah santri Pondok Pesantren Al fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur yang pulang ke Aceh, menurut Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Aceh sebanyak 75 orang yang berasal dari hampir seluruh kabupaten/kota di seluruh Aceh
“Santri yang pulang dari Magetan menurut catatan kita itu 75 orang. Mereka sudah dilakukan rapid test dan beberapa orang menunjukkan hasil reaktif,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, Senin (4/5/2020) yang lalu.
Seperti kita ketahui, Pesantren Al Fatah Temboro saat ini sudah menjadi salah satu klaster penyebaran covid-19 terbesar di Jawa Tiimur. Sudah sekitar 31 santri dari pesantren ini menurut Gugus Tugas Penanganan Covid Kabupaten Magetan sudah terkonfirmasi positif covid. Jumlah tersebut belum termasuk santri yang sudah pulang ke daerah atau atau negara masing-masing. Karena jumlah santri di pesantren ini lebih dari 22 ribu orang dan berasal dari hampir semua daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri.
Khusus santri Temboro yang sudah pulang ke Aceh, rilis terakir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Selasa (5/5/2020) menyatakan bahwa sudah 6 santri pesantren dari Magetan tersebut terkonfirmasi positif covid. Hal ini dimungkinkan karena santri yang pulang ke Aceh, bukan tidak mungkin pernah kontak fisik dengan santri yang sudah terpapar covid sebelumnya.
“Sampai saai ini sudah tercatat 6 santri dari klaster Temboro terkonfirmasi positif covid-19 dari hasil test swab di Balitbangkes Aceh” jelas Syaifulah Abdul Gani yang sering disapa SAG..
Menurut juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Aceh ini, sebelumnya sudah ada 4 santri asal kabupaten Aceh Tamiang yang terkonfirmasi positiv covid, kemarin ada tambahan 2 orang santri lagi yang berasal dari kabupaten Bener Meriah dan Gqayo Lues juga dinyatakan positif covid.
“Hasil test swab dengan metode PCR membuktikan 2 santri dari Bener Meriah dan Gayo Lues terkonfirmasi positif covid, ini menjadi kasus terbesar dari satu klaster yang sama” ungkap SAG.
Adanya tambahan kasus positif covid santri Temboro dari dua kabupaten tetangga yaitu Bener Meriah dan Gayo Lues, membuat posisi kabupaten Aceh Tengah seperti ‘terkepung’ dan dalam posisisi ‘kritis’. Karena berdasarkan identifikasi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah, tercatat ada 6 orang dari daerah ini yang baru pulang dari Pondok Pesantren Al Fatah Temboro. Tidak tertutup kemungkinan keenam orang ini pernak terlibat kontak fisik dengan pasien terpapar covid dari kedua daerah tersebut, karena memang berasal dari pesantren yang sama.
Memang keenam santri tersebut sudah melakukan isolasi mandiri dan telah dilakukan dua kali rapid test dengan hasil non reaktif. Namun bukan berarti kabupaten Aceh Tengah sudah bebas dari ancaman pandemi ini. Hasil rapid test belum menjamin yang bersangkutan benar-benar negatif covid, karena 80 persen kasus terkonfirmasi positif covid justru tanpa gejala alias tidak terdeteksi dengan rapid test. Hanya test swab yang bisa menjawab apakah mereka ini negatif atau bahkan positif covid, namun sejauh ini belum dilakukan test swab terhadap 6 santri yang baru datang dari klaster Temboro tersebut.
Juru Bicara Gugus Tugas Penaganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah, dr Yunasri memang sudah mengusulkan agar terhadap keeanam santri tersebut dilakukan test swab. Usulan Yunasri ini sangat tepat untuk menjawab keresahan masyarakat kabupaten Aceh Tengah sejak beredarnya berita tentang kasus positif covid di dua kabupaten tetangga.
“Menurut saya, sebaiknya segera dilakukan test swab terhadap keenam santri asal klaster Temboro ini supaya masyarakat disekitar tempat tinggal santri yang bersankutan tidak panik dan resah, begitu juga masyarakat kabupaten Aceh Tengah perlu segera mendapatkan kepastian agar tidak timbul isu-isu negatif yang merugikan” ungkap Yunasri, Rabu (6/5/2020).
Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, semua informasi baik itu benar atau salah (hoax) dengan cepat akan beredar di tengah masyarakat. Dalam kondisi demikian sangat diperlukan langkah sigap pemerintah daerah untuk melakukan tindakan cepat guna menjaga ketenangan di tengah masyarakat. Bukan hanya dengan mengcounter berita negatif lewat statemen atau pernyataan di media, tapi dengan langkah antisipasi nyata di lapangan.
Kepanikan dan keresahan di tengah masyarakat berpotensi menyebabkan stress yang berakibat penurunan daya tahan tubuh. Kondisi demikian tentu sangat tidak baik dalam situasi seperti sekarang ini.
Seperti disampaikan Yunasri, koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh harus segera dilakukan, supaya test swab terhadap keenam santri tersebut bisa segera dilakukan dan hasilnya segera diketahui. Sementra menunggu hasil test swab. Keenam santri bisa diisolasi di tempat isolasi mandiri yang sudah disediakan yaitu di SMA Negeri 4 Takengon.
Informasi terkini dari Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah, sudah disepakati bahwa besok dipastikan akan dilakukan pengambilan sampel swab keenam santri dari kluster Temboro tersebut untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium Balibangkes Aceh. Langkah cepat ini diambil sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi penyebaran atau penularan covid di kabupaten Aceh Tengah.
Dengan cara seperti ini mudah-mudahan dapat mengurangi keresahan masyarakat dan apapun hasil test swab nanti, pemerintah daerah dalam hal ini Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dapat segera mengambil langkah-langka antisipatif. Berfikir cermat, bergerak cepat dan bertindak tepat sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti saat ini. (dk/hms/sl)