Mendapat Tekanan Dari Pihak Perusahaan, Buruh Kembali Mogok Massal

KAMPAR (Riau), Suaralira.com -- Ratusan buruh PT Padasa Enam Utama koto Kampar kembali beramai-ramai melakukan aksi mogok massal tidak bekerja. Pasalnya pihak perusahaan tidak menepati kesepakatan, bahkan beberapa pegawai yang diduga orang suruhan perusahaan melakukan intimidasi penekanan kepada buruh. 
 
Dari informasi yang didapat awak media, tanggal 11 Juli 2020 telah dilakukan kesepakatan bersama antara PT Padasa Enam Utama dengan buruh, dengan bunyi nota kesepakatan Rapat Mediasi :
 
1. "Tidak mendapatkan kesepakatan tanggal 11 Juli 2020, PT Padasa Enam Utama. 
 
2. "Jawaban perusahaan menunggu keputusan persetujuan Direksu. 
 
3. "Kepada perusahaan diminta segera membuat PKB dengan F-SBSI. 
 
4. "Karyawan SBSI memberi syarat waktu sampai tanggal 07 Agustus 2020 supaya tuntutan buruh dipenuhi, jika tidak akan demo ke DPRD Kampar. 
 
5. "Bekerja tanggal 13 Juli 2020 tidak ada intimidasi. 
 
6. "kalau dalam waktu satu bulan tanggal 19 Agustus 2020 jika tidak ditanggapi DPRD Kampar, maka akan dilanjutkan demo ke DPRD Provinsi.
 
Notulen mediasi disepakati oleh dari pihak perusahaan diwakili Juliardi SH (Humas) sedangkan dari pihak serikat diwakili oleh ketua PK - FSBSI dan ketua DPC FSBSI Kampar " Kormaida Siboro.
 
Cukup jelas poin demi poin hasil mediasi kesepakatan yang dilakukan, sesuai dengan kesepakatan bersama, dan disaksikan oleh "Kapolsek dan  Danramil.
 
Namun sangat disayangkan salah satu Asisten perawatan dan bibitan bernama "Aswin Azwari" diduga melakukan intimidasi kepada buruh "Sandra".
 
Dimana Aswin mengembalikan posisi Sandra ke Afdeling yang semulanya Sandra bekerja sebagai operator genset, namun beberapa jam Sandra dikembalikan lagi ke posisi semula, ucap Tupar ketua PK (Pengurus Komisariat) 
 
Merasa mendapat tekanan dari pihak perusahaan, senin taggal (13/07/2020) Tupar melakukan kordiasi kepada pimpinannya (Kormaida Siboro).
 
Tidak terima dengan tekanan dari pihak perusahaan, Kormaida berang dan beringgas dalam penyampainnya melalui telepon seluler, Kormaida memerintahkan Tukar untuk segera menghubungi ratusan buruh lainnya, dan memerintahkan besok harus mogok massal "Jangan ada yang bekerja besok, "ucap Kormaida .
 
Selasa (14/07/2020) dari hasil pantauan media dilapangan, ratusan buruh telah berkumpul didepan kantor kebun " PT Padasa Enam Utama koto Kampar. Saat ditemui media dilokasi aksi demo, Tupar langsung menghampiri awak media, dalam keterangnnya Tupar menyatakan. 
 
"Menuding perusahaaan mengingkari hasil mediasi kespakatan terakhir tanggal 11/07/2020 dimana dalam poin tuntutan nomor 5, buruh kembali bekerja tanggal 13/07/2020 dengan catatan tidak ada tekanan dari pihak perusahaan kepada buruh.
 
Namun sangat kami sayangkan, baru sehari melakukan aktifitas bekerja buruh mendapatkan tekanan dari salah satu staf pimpinan afdeling 7 melakukan tekanan kepada salah satu buruh, "tegas Tupar. 
 
Jelas itu sudah melanggar kesepakatan pak, dalam hal ini perlu kami tegaskan kepada pihak perusahaan " PT Padasa Enam Utama Koto Kampar, selama kami tidak mendapatkan kejelasan akan kesepakatan yang ada, maka kami akan terus melakukan mogok kerja, "ucap Tupar.
 
Hal senada juga disampaikan Kormaida Siboro, dalam keterangannya menyampaikan, 
 
"Meminta kepada pihak Dirut PT Padasa Enam Utama memberikan sangsi tegas kepada " Aswin Azwar jabatan Asisten Afdeling 7 untuk diberikan sangsi tegas berupa pemecatan atau pemindahan kepada yang bersangkutan. 
 
"Meminta kepada Dirut PT Padasa Enam Utama, untuk tidak mengingkari nota kesepakatan yang telah dibuat bersama. 
 
"Meminta Kepada Dirut PT Padasa Enam Utama, agar tidak ada lagi kejadian penekanan terhadap buruh. 
 
"Meminta kepada Dirut PT Padasa Enam Utama, sesegera mungkin melaksanakan tuntutan yang telah disampaikan terdahulu. 
 
"Meminta kepada Dirut PT Padasa Enam Utama agar hari ini juga surat sangsi kepada yang bersangkutan dikeluarkan. 
 
"Meminta kepada PT Padahal Enam Utama membayarkan gaji selama aksi mogok kerja berjalan, "tegas Kormaida.
 
Dari pantauan dilapangan, buruh melakukan aksi penyetopan kepada mobil tangki CPO tidak beroperasi, dan melumpuhkan beberapa aktifitas pekerjaan lainnya. (***)
 
 
Liputan Tim FPII Riau dilapangan.