GMNI Tagih Janji, Aksi Lempar Telur Sebagai Bentuk Kekecewaan Terhadap DPRD Kuningan

Kuningan (Jabar), Suaralira.com -- Sekitar pukul 10.12 WIB Senin (2/11/2020), puluhan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kabupaten Kuningan. Unjuk rasa tersebut, merupakan demo yang ke tiga kalinya dilakukan.
 
Adapun mahasiswa yang berdemonstrasi saat itu terdiri dari Ormawa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kuningan, STIKes Muhammadiyah, STKIP Muhammadiyah, dan Bem Khusnul.
 
Selang beberapa jam kemudian, disusul oleh massa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kuningan pada pukul 12.00 WIB. Dalam pelaksanaannya, aksi menuntut Ketua DPRD turun dari jabatannya itu dilangsungkan dari pukul 10.00 - 12.00 WIB. 
 
Namun, karena sidang yang dilakukan oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Kuningan belum selesai, massa sempat melakukan rehat sejenak untuk mendirikan ibadah shalat dzuhur. Kurang lebih selama satu jam, aksi dilanjutkan kembali oleh GMNI pada pukul 13.00 WIB tepat di depan pintu masuk Gedung DPRD Kuningan.
 
Namun, saat awak media memantau, ketika puluhan mahasiswa GMNI sedang melangsungkan orasi, massa lainnya malah menghadap kebelakang, seolah koordinasi antar mahasiswa kurang berjalan dengan baik.
 
Aksipun tidak terlalu lama, sampai dengan pukul 13.45 WIB, massa dari GMNI membubarkan barisan. Namun sebelumnya, mereka terlebih dahulu melemparkan puluhan telur tepat di depan Wakil Ketua DPRD Kuningan Dede Ismail usai diberikan keterangan olehnya. 
 
"Kami memaknai pecahnya telur tersebut yakni di kelembagaan dewan ini keadaanya tidak sedang baik artinya banyak kekacauan yang harus dibereskan secara internal," ujar Adi Wowo Ketua DPC GMNI Kuningan.
 
Oleh karena itu, usai dilakukannya pelemparan telur GMNI Kuningan langsung membubarkan barisan sebagai bentuk kekecewaan terhadap DPRD Kuningan yang dianggap lambat dalam menangani permasalahan. Kendati demikian, jika hasilnya diluar harapan, maka pihaknya mengecam keras dan akan melakukan aksi kembali.
 
"Kalaupun keputusannya tidak sesuai dengan harapan kami dan masyarakat kuningan, maka kami akan melakukan aksi kembali dengan aksi yang lebih besar dan lebih kencang. Saya pastikan itu," geramnya.
 
Sementara itu, usai bubarnya GMNI Kuningan, IMM dan KAMMI tetap melangsungkan unjuk rasa sampai dengan pukul 14.28 WIB dengan hasil keputusan BK akan dipublish pada Kamis (12/11/2020). Massa pun menerima dan langsung membubarkan barisan.
 
"Alhamdulillah aksi kali ini sudah ada keputusan meski kami tidak melihat secara langsung bukti tertulisnya namun sudah ada angin surga 100% bahwa pa Nuzul akan turun dari jabatannya pada sidang paripurna (12/11/2020)," ungkap Sandi Ketua PC GMNI Kuningan. (ag/sl)