Keterangan Foto: Baris Depan-dari Kiri ke Kanan (Saipul N Lubis-Tim Pendamping, Dedi Dam Hudi-Datuk Penghulu Air Hitam, Bidan Tina-Istri Rudianto Sianturi) dkk

Diam Disaat Kadernya Terkena Musibah, Gulat Manurung Takut Kasus Lamanya Diangkat Kembali

PEKANBARU, Suaralira.com -- Hal tersebut disampaikan beberapa Petani Kelapa Sawit yang berdomisili di Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir.
 
Setelah melihat, memperhatikan dan mengamati kondisi terakhir saat ini, Sabtu (14/8/2021), belum ada itikad baik dari pimpinan tertinggi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, yang dipimpin Gulat Manurung.
 
Bagi mereka, kondisi ini justru menjadikan Gulat Manurung seperti pemimpin "ompong" yang sama sekali tak bergigi. Karena selama ini publik selalu disuguhkan dengan aksi Gulat yang kerap "menjual" foto-foto bersama para pensiunan Jenderal di Jakarta sana.
 
Gulat Manurung dan Apkasindonya selama ini dikenal sebagai wadah perlindungan bagi Petani Kelapa Sawit. Namun hal itu tak berlaku bagi Rudianto Sianturi, korban atas dugaan Praktek Haram Kriminalisasi.
 
Kendati Rudianto Sianturi menjabat sebagai Ketua DPU Apkasindo Kecamatan Pujud sekaligus Sekretaris DPD Kabupaten Rokan Hilir, tak membuat organisasinya memberikan bantuan atas musibah yang dialami saat ini.
 
Bagi Kelompok Petani Kelapa Sawit Pujud itu, menduga ketidakhadiran Gulat Manurung sebagai bentuk Ketakutan dirinya terhadap Aparat dan Publik, yang bisa-bisa saja Mengangkat sekaligus Mengungkit kembali Kasus-Kasus lamanya terdahulu.
 
Baik itu kasus Proyek Pengadaan Kebun K2i di Kecamatan Tanah Putih, maupun kasus yang disinyalir sebagai pelindung para mafia tanah dan lahan se-Provinsi Riau.
 
Terpisah, Sekretaris Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana mengatakan, bahwa hal tersebut kembali ke Urusan internal organisasi.
 
"Sepengetahuan kami, pimpinan yang baik dan benar itu Hadir ketika anggotanya terkena musibah. Bukan sekedar memberatkan anggotanya dengan kegiatan-kegiatan yang menguras energi semata", ungkap Saipul N Lubis, pada saat ditemui di Kantor Kepenghuluan Air Hitam, Pujud-Rohil.
 
Bagi Saipul, Pemimpin organisasi itu mesti bertanggung jawab atas kondisi yang dialami anggotanya, apalagi terkait Lahan dan Perkebunan Kelapa Sawit yang sejalan dengan semangat organisasi.
 
"Lain halnya kalau pak Rudianto ini bermasalah diluar konteks organisasi. Contohnya kasus KDRT, Narkoba dan Pembunuhan, bisa saja organisasi lepas tangan. Oleh karena itu, dengan Sikap yang ditunjukkan pemimpin tertinggi Apkasindo, biarlah publik yang menilai. Apakah beliau itu benar-benar pemimpin atau justru lebih kental sebagai Pecundang", tegas Saipul.
 
Sampai berita ini dimuat, sudah banyak kelompok masyarakat yang membantu mendampingi kasus Rudianto Sianturi, sampai akhirnya bertemu dengan Camat Pujud dan Bupati Rokan Hilir.
 
"Bayangkan saja, pak Camat dan Pak Bupati Rohil Justru melihat kasus ini sebagai hal yang aneh. Mulai dari Surat Panggilan dengan Perkara yang disangkakan, sampai akhirnya Rudianto ditahan selama 20 hari kedepan. Pokoknya mereka heran, Dalilnya sangat aneh bin ajaib", akhir Saipul N Lubis, dari Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana. ***(sl)