Suskamiyadi, S.Kom Plt.Kepala SMAN 3 Pekanbaru

Revolusi Digital Mencerdaskan Bangsa Dalam HGN 2025, serta Orangtua, Siswa, Guru saling Bersinergi

Suaralira.com, Pekanbaru — Hari Guru Nasional (HGN) 2025 diadakan setiap tahun pada tanggal 25 November di Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada para guru dan Tenaga Kependidikan (Tendik)

Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional (HGN) sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, HGN tahun 2025 memiliki makna yang semakin mendalam. 

Dunia pendidikan terus berubah, teknologi berkembang pesat, dan kebutuhan kompetensi semakin menuntut guru untuk adaptif, kreatif, serta inovatif. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi guru Indonesia juga semakin kompleks. 

Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum refleksi baik bagi pemerintah, satuan pendidikan, maupun masyarakat untuk menyatukan langkah memperkuat peran strategis guru demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Revolusi digital menuntut guru menguasai teknologi pembelajaran, menggunakan platform digital, hingga memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan efektivitas belajar. 

Tidak semua guru memiliki akses dan pelatihan yang memadai sehingga kesenjangan digital masih menjadi tantangan besar, 'ujar Eka.

Tanggal ini telah ditetapkan pemerintah secara resmi melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, sehingga menjadi momen nasional bagi semua institusi pendidikan untuk menghormati peran guru dalam membentuk karakter dan kualitas generasi muda.

Karena Guru adalah arsitek utama peradaban yang memegang kunci kualitas sumber daya manusia di masa depan. Apresiasi yang layak tidak hanya berfungsi untuk menjaga marwah dan martabat pendidikan di mata masyarakat.

Tetapi juga menjadi energi vital yang memotivasi para pendidik untuk terus berinovasi dan mengabdi dengan hati, sehingga memuliakan guru pada hakikatnya adalah untuk memastikan tegaknya kemajuan bangsa dan daerah yang bermartabat.

Plt.Kepala SMAN 3 Pekanbaru Suskamiyadi, M.Kom biasa dipanggil," Eka, kepada suaralira com Senin, (24/11) diruangannya, "Menuturkan dalam hal ini "Berharap kepada Guru Agar pendidikan ini dapat lebih baik dimana agar guru itu bisa lebih. Kreatif, inovatif dan bisa beradaptasi dengan kemajuan tekhnologi dimana tantangan tantangan yang cukup besar dengan perkembangan transportasi digital sekarang ini telah diciptakan begitu cepat tentunya guru itu dapat lebih hebat kedepan nantinya.

Bersempena dengan HGN ke 80 Guru Hebat, Indonesia Kuat, maka dengan harapan bisa melahirkan peserta didik Berkarakter, berwawasan, serta cinta akan tanah air Indonesia. 

Setinggi apapun ilmunya, sehebat apapun walaupun menuntut ilmu diluar tetap akan kembali ke Indonesia sehingga dapat juga memikirkan Indonesia agar lebih baik.

Untuk bullying diingatkan juga oleh, Eka bahwa selalulah ingat dengan pengawasan terhadap siswa siswi dan ini juga luput dari pengawasan guru serta tidak adanya laporan dari bersangkutan. 

Makanya peran serta orangtua siswa dan guru itu harus saling bersinergi hal ini juga jangan ada yang ditutupi, tidak ada disimpan, jadi seandainya ada hal ditindas atau merasa dizalimi oleh teman atau lainnya maka diharapkan untuk segera melaporkan agar hal tersebut tidak berlarut larut sehingga dapat cepat terselesaikan, juga mungkin menurut narasi siswa itu mungkin bercanda tetapi siswa lain merasa bullying, "ujarnya.

Persepsi persepsi seperti inilah yang membuat perkelaian, pertengkaran serta pembullyingan satu sama lain baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah, "pungkasnya.

(Jheff/R/sl)