Suaralira.com, Jakarta -- Pencalonan Anies Rasyid Baswedan menuju perebutan kursi Presiden 2024-2029, sejak dia menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, 17 Oktober 2022, belum mulus.
Meskipun Partai Nasional Demokrat telah meneguhkan dukungannya untuk Anies sebagai calon presiden, namun sikap tersebut belum cukup guna mengantarkan Anies bertarung pada Pilpres 2024.
Apa pasal? Partai yang dipimpin oleh Surya Paloh ini tidak bisa mencalonkan sendiri karena perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat tidak memungkinkan menabrak aturan presidential threshold. Partai ini hanya meraup 9,05 persen suara di DPR.
Presidential threshold adalah syarat minimal persentase kepemilikan kursi di DPR atau persentase raihan suara bagi partai politik atau gabungan partai politik untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden.
Dalam aturan presidential threshold, partai yang boleh mencalonkan pasangan presiden dan calon presiden harus mengantongi 15 persen suara di DPR atau memiliki sekurangnya 20 persen suara nasional hasil pemilihan umum 2019.
Oleh karena itu, Partai Nasdem harus menggandeng partai lain di DPR agar bisa mencalonkan Anies menjadi kandidat presiden.
Saat ini, santer terdengar, Partai Nasdem akan menggandeng Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera sehingga syahwatnya mulus untuk mengantarkan Anies menjadi Presiden 2024-2029.
Partai Demokrat mendapatkan 7,77 persen kursi di DPR adapun PKS menduduki kursi 8,21 persen. Nah, jika Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS berkoalisi maka ketiga partai tersebut memenuhi syarat mengusung Anies dan pasangannya maju pada Pilpres 2024.
Pertanyaannya, siapa yang dianggap layak mendampingi Anies? Apakah Agus Harimurti Yudhoyono atau Ahmad Heryawan? Mari kita buat kalkulasi bersama!
Saya menduga, Partai Demokrat ingin AHY yang saat ini menjabat sebagai ketua umum partai ditetapkan sebagai pendamping Anies. AHY dianggap memiliki trah pemimpin negara yang mendapatkan pendidikan politik langsung dari ayahnya, Presiden 2004-2014 Susilo Bambang Yudhoyono.
Dari sisi finansial, kabarnya -meskipun belum bisa dibuktikan-, AHY punya jalur keuangan yang kuat. Harus diakui bahwa duit menjadi salah satu faktor penting guna menggalang kekuatan, kendati kita melawan politik uang.
Sementara itu, Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher juga tak kalah moncer dari sisi politik. Politikus PKS ini pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dua periode. Bahkan, Jawa Barat menjadi salah satu lumbung suara PKS pada setiap pemilihan umum. Oleh sebab itu, wajar jika PKS bakal menyodorkan Aher menjadi wakil Anies pada Pilpres 2024.
Saya yakin bahwa ketiga elit partai, saat ini, melakukan lobi tingkat dewa, selanjutnya mendeklarasikan siapa calon pendamping Anies. Sebab, publik, terutama pendukung Anies, sudah tidak sabar menunggu keputusan para elit politik agar supaya mereka bisa gaspol untuk sosialisasi calon presiden dan pasangannya.
Kata Wakil Presiden 2014-2019 Jusuf Kalla, lebih cepat lebih baek. Artinya, kian cepat Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS mengamini siapapun pendamping Anies maka kian baik bagi pendukung Anies melakukan sosialisasi. Wahai ketiga partai, silahkan pilih pasangan Anies: AHY atau Aher!! (Andi/Choi/sl)