Suaralira.com, Rengat (Riau) -- Untuk mengenang Sejarah kota Rengat hari itu dan saat itu ada Kamis tanggal 05 Januari 2023 pukul 08.00 Wib dilakukan Upacara Peringatan di Monumen bersejarah Jln Ahmad Yani Kel Sekip Hulu Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.
Peringatan Itu di hadiri oleh Bupati Rezita Meylani Yopi S.E (Bupati Kab. Inhu), Drs H Junaidi Rahmat (Wakil Bupati Kab Inhu), Elda Suhanur SH MH. (Ketua DPRD Kab Inhu), Ir H Hendrizal, M.Si (Sekda Kab. Inhu),Dolly perwakilan dari Kejari Kab. AKBP Bachtiar Alponso S.Ik., M.Si (Kapolres Inhu),Kapten Inf Ardiyasman (Danramil 01/Rgt mewakili Dandim 0302/Inhu),Kompol Dwi Yatmoko, S.I.K.,M.I.K.(Waka Polres Inhu) Pejabat TNI/Polri dan ASN eselon II, TNI, Polri, Satpol PP, Veteran, ASN dilingkungan Kab Inhu, Ibu Bhayangkari Polres Inhu, Ibu PKK Kab Inhu, FKPPI dan Manggala Agni, Mahasiswa, Pramuka dan tamu undangan.
Dalam sambutanya Selaku inspektur Upacara (irup) Rezita Meylani Yopi, S.E (Bupati Kab. Inhu) pada amanatnya menyampaikan bahwa memperingati hari bersejarah yang saat sejarah saat itu kota Rengat banjir darah adalah bentuk kita bersyukur dan mengenang jasa jasa arwah pahlawan kita serta masyarakat kota Rengat yang menjadi korban akibat penyerangan Bangsa Belanda di Kota Rengat, "ucapnya.
Peristiwa berdarah 5 Januari 1949 karena Rengat dulunya sebagai pusat pemerintahan Indragiri adalah merupakan pusat strategis pemerintahan republik Indonesia di Indragiri pada waktu itu yang dikepalai oleh seorang Bupati.
"Selain itu juga Kota Rengat merupakan pintu gerbang hubungan perdagangan Wil. Riau bagian Selatan dengan dunia luar merupakan bagian pemasaran hasil produksi seperti pertanian perkebunan hasil hutan pertambangan, Karena itu Rengat perlu mereka kuasai untuk mendapatkan sumber dana bagi agresi Belanda.
Untuk menguasai Kota Rengat dengan melakukan penyerangan Belanda tidak membedakan antara mana yang TNI dan perjuangan rakyat dan tak luput dari keganasan Belanda, Penduduk sipil yang tak berdosa dan saat itu juga Belanda mengumpulkan lebih kurang 2000 orang penduduk dari segala lapisan status sosial kemudian di bariskan di pinggir dan ditembaki tepatnya Tugu Pahlawan hingga sungai Indragiri.
Sebagai bukti bahwa Jalan Ahmad Yani serta di Jalan Bupati tulus terjadi penembakan dan pembantaian massal secara secara biadab di luar batas kemanusiaan,agresi Belanda ternyata tidak tahu malu membunuh menganiaya anak-anak wanita hamil serta penduduk sipil merampok dan merampas harta rakyat, "paparnya.
Petaka dan berakibat Banjir darah dan air mata hari itu udara cerah fajar menyingsing dan langit terang benderang dengan tiba-tiba Belanda menyerang dari udara dan laut Belanda mengerahkan balasan bahkan puluhan pesawat udara menembaki, mengebom dan menerjunkan pasukan payung di Kota Rengat atau di pinggir jalan Kelurahan Sekip Hulu dan Hilir.
Sebagai pemimpin saya tidak lupakan sejarah, Pemkab Inhu akan selalu Kegiatan peringatan hari rengat bersejarah ini perlu dilaksanakan setiap tahun agar generasi muda dan masyarakat rengat selalu ingat dan tidak melupakan sejarah, "tutupnya.(P4as/sl)