Suaralira.com, Kampar - Mulai didirikan pembangunan sejak tahun 1940 M, musholla Ubudiyah Bangkinang Kota akhirnya saat ini secara resmi berubah status menjadi sebuah Masjid Ubudiyah.
Dimana peresmian status dari musholla ke Masjid tersebut, diresmikan langsung oleh Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol MM di Halaman Masjid Ubudiyah Bangkinang Kota, Jum'at, (6/1/2023).
Selain Pj Bupati Kampar, turut menyaksikan langsung pembukaan selubung Masjid Ubudiyyah antara lain, Kepala Kemenag Kampar Ahmad Fuadi, Kadis Perhubungan Amil Filda, Kabag Kesra setda Kampar Yurnalis, Camat Bangkinang Kota Minda SH serta ustad Haris Munandar M Pd.
Dalam arahannya, Kamsol menyampaikan harapan bagaimana hendaknya masjid ini bisa ramai setiap lima waktu. Untuk diketahui, bahwa yang berat bukan membangun sebuah masjid.
"Akan tetapi yang paling sangat sulit adalah bagaimana sebuah masjid itu, bisa ramai dan dimakmurkan oleh jema'ah setiap sholat lima waktu sehari semalam meupun kegiatan keagamaan lainnya." Ucap Kamsol
Disisi lain, Kamsol juga menyampaikan bahwa ketua dan pengurus masjid memiliki tugas yang sangat berat dalam pembinaan jama'ah. Selama ini banyak kita lihat maju dan mundurnya suatu masjid, baik dalam pembangunan, maupun isi jama’ah karena tidak keterbukaan para pengurus.
Untuk itu, hal ini juga merupakan salah satu faktor agar masjid bisa ramai. Karena sebuah Masjid akan lebih hidup, kalau pengurus dan jama’ah saling mendukung, menghidupkan dan saling percaya.
Untuk itu, sekali lagi Kamsol berharap terutama pengurus, untuk terus transparan dalam hal program dan perencanaan dalam pembangunan maupaun dalam program masjid serta yang terpenting dalam hal keuangan.
Usai peresmian Masjid tersebut, Pj Bupati Kampar berserta rombongan langsung melaksanakan sholat jum'at perdana di Masjid Ubudiyah tersebut. Bukan itu saja, Pj Bupati juga melakukan makan bersama dengan jema'ah, warga serta para anak yatim.
Sementara itu tokoh masyarakat Carly Suhardi, dalam laporannya menyampaikan, bahwa awal pembangunan Musholla ini merupakan Wakaf sebidang tanah dari Abdul Latif Dt Bandaro Sati untuk pembangunan mushollah.
Dengan ukuran tanah lebih kurang 35x23 atau (826 m2) pada tahun 1939 H, Musholla ini mulai didirikan sejak tahun 1940 M, dimana pada awalnya mushollah ini diberi nama pertama Surau Dagang. (Zha/St/sl)