Jakarta(Suara Lira),-Adani Group, perusahaan multinasional yang dipimpin oleh konglomerat India, Gautam Adani akhir-akhir ini membuat geger industri keuangan dunia. Pasalnya kekayaan konglomerasi bisnis ini menguap hingga mencapai Rp 1.500 triliun. Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga ikut digugat dugaan dugaan dugaan dugaan kepemilikan Adani Group. Hal itu ia ungkapkan dalam Catatan Dahlan Iskan di Disway.id.

Tudingan itu berawal dari kebencian perusahaan riset asal Amerika Serikat (AS) Hindenburg Research yang menuding Adani 'bermain curang' di bursa saham akibat melonjaknya kekayaan Adani Group," tulis Dahlan dalam catatan tersebut.

Selain itu, ia sempat menduga kekayaan Gautam Adani sebagai bos perusahaan konglomerasi yang telah diperoleh dengan cara yang sama seperti salah satu orang kaya di Indonesia. Dalam catatannya, Dahlan menuliskan seperti kasus Low Tuck Kwong yang tiba-tiba menjadi orang kaya di Indonesia berkat batu bara, Dahlan semula mengira melonjaknya kekayaan Adani berkat batu bara di Kalimantan Timur (Kaltim). Tahun 2021 kekayaan Gautam Adani US$ 100 miliar. Tahun 2022 menjadi US$ 200 miliar. Berarti langsung menjadi konglomerat nomor 3 di India. Di bawah grup Mukesh Ambani dan Tata. Di bulan November 2022 sudah naik lagi menjadi US$ 280 miliar, mengalahkan Tata. Gautam Adani langsung jadi orang nomor 21 terkaya di dunia. Terkaya di India dan kaya di Asia.

"Adani memang punya tambang batu bara besar di Kaltim atau Kaltara. Harga batu bara dalam dua tahun terakhir bikin banyak orang mendadak kaya," tulis Dahlan. Sebagai informasi, Low Tuck Kwong merupakan bos emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Berdasarkan data Forbes, Low memiliki kekayaan US$ 12,1 miliar. Nilai ini menempatkannya di posisi kedua orang kaya RI setelah Duo Hartono.*(DOK).