Realita Peradaban Manusia Di Zaman Sekarang.

Pasaman(Sumbar)Suaralira.com- Prihatin melihat dinamika yang terjadi di tengah peradaban manusia, sekarang ini. Manusia seakan tidak lagi punya jiwa menjalani arah hidupnya. Di populasi 'lower class', manusia senantiasa bergelut dengan kemiskinan, dirundung nestapa yang menyiksa mereka.

Tidak ada kata untuk masa depan, bisa hidup hari ke hari saja, sudah syukur buat mereka. Contoh nya saja Tukang becak Di Pasar Lubuk Sikaping,saat di wawancarai media ini mengatakan sambil menghela nafas panjang ya mau apa lagi, hidup sekarang dari hari kehari, tak dikayuh pedal becak ini, kita tak makan, uang entah kemana perginya,dan Para pedagang di pasar berkata Sulit sekarang pak, jual beli lesu,harga tak menentu.

Di sisi satunya lagi, dalam populasi yang lebih besar, manusia level 'Middle' ini seakan tak pernah kenyang, terus berjibaku berjuang untuk hidup lebih mapan dan perfect secara finansial. .

Sementara di kelompok 'hight class', golongan pejabat strata tinggi, pengusaha sukses, dan juga para petugas pajak serta bea cukai, mereka itu bagaikan artis dengan lagu wajib 'di sini senang di sana senang', sembari terus waspada agar tidak ditangkap polisi, jaksa atau KPK, karena telah banyak maling uang negara. Olah bedebah terus 'bermain' diseluruh tingkatan kehidupan itu.

Rasa peduli dan empati seakan sudah terkubur. Harga diri yang semestinya diagung-agungkan, kini telah tertutup oleh kilauan uang merah dan dollar yang kelabu.

Kini, nyaris tidak ada lagi tenggang rasa. Istilah Senasib Sepenanggungan hanyalah fatamorgana. Semua telah terbalut kepentingan, dalam hitungan untung rugi dan angka-angka.

Slogan-slogan kemanusiaan dan keimanan, hanya tinggal kemasan pembungkus dusta dan tipu daya.(Fauzan)