Momen deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP (dok/ detik.com)

Deklarasi Ganjar, Analisis Pakar Gestur Nilai Soal Pilihan Busana dan Nada Jokowi

SuaraLira.com, JAKARTA - Acara deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP jadi perhatian, seperti pada gestur Jokowi. Ada sejumlah hal menarik yang ditampilkan Jokowi di acara deklarasi Ganjar Capres di Istana Batutulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).
 
Menurut Pakar Gestur, Handoko Gani menilai ada makna di balik gerak gerik Presiden di acara tersebut. Salah satunya menyoroti pilihan busana Jokowi dan perubahan nada bicaranya.
 
"Sepanjang yang saya tahu, Pak Jokowi saat meninggalkan rumahnya di Solo itu menggunakan baju merah, yang identik sekali dengan warna PDIP. Sementara yang kita lihat Pak Jokowi ganti menggunakan batik, batik yang simbolnya sangat kuat, memiliki pesan yang cukup kuat, artinya ini menjadi suatu pertanyaan, apakah keberangkatan Pak Jokowi dari Solo yang mendadak tersebut, kalau ini benar, mengganti pakaiannya, berarti ada sesuatu yang terjadi," ujar Handoko kepada wartawan, Jumat (21/4/2023) malam.
 
Menurut dia, simbol yang ada di batik Jokowi menunjukkan kekuatan. Handoko menganalisis sejumlah kemungkinan pesan yang ingin disampaikan Jokowi lewat batik pilihannya.
 
"Dan yang menarik adalah mengapa tidak menggunakan baju partai atau yang warnanya identik dengan partai? Tapi menggunakan batik. Pesan apa yang mau disampaikan? Ini akhirnya menjadi beberapa kemungkinan:
 
Apakah ingin menyampaikan pesan bahwa dia pun powerful? Apakah ingin memberikan pesan beliau tidak seberapa setuju dengan keputusannya partai. Saya menilai ada kemungkinan Pak Jokowi tidak seberapa senang dengan keputusan partai tetapi harus mengambil keputusan," ulasnya.
 
Handoko memperkuat analisisnya dengan mengulas nada bicara Jokowi di acara itu. Ada tiga hal yang disorot oleh Handoko yakni,  "satu, ketika mengatakan 'baru saja mengumumkan bakal calon presiden' itu ada jeda. Dua, waktu menyampaikan, menyebutkan nama Ganjar Pranowo ada jeda. Tiga, ketika menyampaikan kriteria seorang bakal calon presiden, yaitu seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat itu nada suaranya berubah," ujar Handoko.
 
Menurut dia, ketiga hal yang disebutnya merupakan pesan yang sangat kuat memberi kesan bahwa ada sesuatu di balik layar deklarasi Ganjar. Handoko menyatakan Jokowi tak terlalu menyukai keputusan yang telah diambil PDIP, meski punya andil terhadap keputusan tersebut.
 
"Keputusan yang diambil adalah ada andil dari Pak Presiden Jokowi, kemudian bahwa tidak sepenuhnya beliau menyukai keputusan yang sudah diambil, tapi itu yang terbaik saat ini," ujarnya. (sl/ red)
 
Sumber : detik.com