Suaralira.com -- Lima puluh tahun lalu, sebuah kisah berlalu. Ribuan mahasiswa, pemuda dan pelajar didukung masyarakat peduli kondisi rakyat tumplek di depan kampus Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Aksi massal yang dimotori oleh seorang mahasiswa kedokteran, kala itu, Hariman Siregar, memiliki satu tujuan: Melawan rezim Soeharto!
Perlawanan tersebut bukan tanpa alasan. Kepemimpinan Soeharto dipandang oleh para aktivis sangat represif dan otoriter. Demokrasi dibungkam, kebebasan berserikat dan berkumpul yang dijamin oleh UUD 1945 dikebiri.
"Kondisi ini menjadi pemicu perlawanan!"
Semua kisah itu, saya dapatkan ketika duduk di bangku Sekolah Dasar kelas IV SD Muhammadiyah II Jetis, Sidoarjo, Jawa Timur, melalui seorang guru.
Saya terkesima dengan cerita terebut. Bahkan nama Hariman Siregar tak pernah lepas dari ingatan saya, termasuk heroisme perlawanan mahasiswa di "Kampus Perjuangan UI". Sekali lagi, saya terkesima.
Kini, setelah melewati masa lima puluh tahun, saya bisa hadir memperingati peristiwa heroik itu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada Senin 15 Januari 2024.
Pada perayaan itu, saya sempat bersalaman dengan Hariman Siregar, tokoh mahasiswa yang saya kagumi.
Semoga gerakan Malari (Lima Belas Januari) bisa menjadi inspirasi dan penyemangat adik² mahasiswa agar tak bungkam atas keterpurukan bangsa.
Penulis : Choirul Aminuddin
Mantan Jurnalis Majalah Tempo