Ilustrasi

Camat se-Kabupaten Kampar Bantah Isu Terkait Akan Mundur Massal dari Jabatan

Pekanbaru, Suaralira.com -- Beredar kabar sebelumnya, bahwa para camat se Kabupaten Kampar mendapatkan tekanan dari pimpinan untuk mendukung salah satu calon dalam Pemilu 2024, tepatnya 14 Februari, sehingga membuat para camat dan kades ingin mundur secara massal.
 
Sebagaimana diketahui, pemberitaan yang dilansir salah satu media online. Bahwa camat dan kades se Kabupaten Kampar ini menyatakan, jikalau terus mendapat tekanan akan mundur dari jabatan. Sehingga menjadi topik hangat pembicaraan di masyarakat, khususnya itu di wilayah Kabupaten Kampar. Apalagi, kini merupakan tahun politik.
 
Namun hal demikian, dibantah para camat  akan isu yang menyatakan demikian. Yang seperti halnya disampaikan oleh sejumlah camat se Kabupaten Kampar yang diminta tanggapannya. Pada umumnya para camat menyampaikan bahwasanys informasi dilansir salah satu media itu tidak benar (hoax). Dan itu jelas ini merugikan pihak camat.
 
Seperti halnya disampaikan dipaparkan Camat Kampar Kiri Marjanis, kepada awak media dikonfirmasi, dihari Ahad (4/2/2024) ini mengatakan, bahwa isu itu tidak benar sama sekali. Sebab sampai saat ini dirinya tidak pernah mendapatkan perintah atau instruksi untuk mendukung salah satu calon, apalagi ini tertekan.
 
"Dalam pemberitaan media itu. Sangat bisa merugikan dan citra kami para camat. Yang diketahui, bahwa camat ini ASN diwajibkan netral dalam pesta demokrasi Pemilu. Dan soal kami merasa tertekan dan mengambil sikap mundur, itu tidak benar dan tidak ada sama sekali. Artinya, pemberitaan itu jelas hoax," ungkapnya Marjanis.
 
Marjanis dalam hal ini membantah dengan tegas bahwa adanya perintah mendukung seseorang. Sebab sebagai seorang ASN tentunya sangat paham dengan aturan dan ketentuan soal netralitas. Marjanis sangat berharap pada pihak-pihak berkepentingan politik tidak menjebak para camat maupun kades untuk kepentingannya.
 
Senada dengan itu, Camat Gunung Sahilan Musnaini mengatakan, halnya pemberitaan yang dilansir oleh salah satu media tersebut tidaklah benar sama sekali atau hoax. Namun dengan hal itu, sangat merugikan citra sebagai camat yang merupakan ASN. "Karena itu, diharap tidak ada pihak-pihak yang juga melakukan provokasi demikian," ujarnya.
 
Musnaini menyebutkan, dengan keinginan isu mundur tersebut, baik dirinya sebagai Camat atau dari Kepala Desa di Kecamatan Gunung Sahilan tidak ada menyatakan ingin mundur, apalagi sampai ingin mundur massal. Artinya, bagaimana untuk mundur massal, kepikiran saja tak ada. Sebab saat ini bagaimana mensukseskan Pemilu berjalan dengan aman dan damai. 
 
Musnaini menghimbau para Kepala Desa serta masyarakat, untuk tidak terpengaruh berita isu tersebut. Karena penting baginya sebagai pegawai pemerintah dan pimpinan  di wilayah Kecamatan Gunung Sahilan bisa melaksanakan tugas sesuai yang diamanatkan dalam mengemban tugas. Intinya itu berita yang beredar tidak benar.
 
Begitu juga dinyatakan oleh Ganda yang merupakan Camat Kampar Kiri Tengah, ketika dimintai konfirmasi atas isu yang beredar. Kata dia, pemberitaan yang dilansir demikian itu sangatlah tidak benar sama sekali. Karena sampai saat sekarang tidak ada halnya membicarakan demikian. "Itu jelas merupakan berita tidak benar," sebutnya.
 
Kesempatan itu, Ganda menegaskan pada para pihak untuk tidak melakukan provokasi kepentingan politik dengan mengatakan bahwa camat se Kabupaten Kampar akan mundur dari jabatan. Karena sambungnya, kalau camat inikan ASN yang sebagaimana diketahui harus netral di pesta demokrasi Pemilu Serentak ditahun ini.
 
Kemudian senada itu disampaikan Camat Perhentian Raja Agus Wiyono, mengungkap bahwasanya pemberitaan dilansir salah satu media online tersebut tidak benar dengan realitanya. Sebab kata Agus, tidak ada itu camat se Kabupaten Kampar mundur dari jabatan, bahkan tidak ada itu tekanan dari caleg. Karena camat netral.
 
Disinggung ada pertemuan dengan salah seorang pimpinan, di Kabupaten Kampar, Didalam hal ini, para camat membenarkan ada pertemuan demikian. Namun, ungkap mereka, bahwa itu dirasa bukan suatu hal yang aneh. Mereka mengatakan, bahwasanya hal pertemuan itu membahas pembangunan daerah dan kondisi terkini.  (Sl01)