Mas Tato Ingatkan Aktivis Meranti: Suara Kritis Wajib, Etika Jangan Ditinggalkan

SuaraLira.Com, Meranti -- Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Kepulauan Meranti, Sugianto yang akrab disapa Mas Tato, menegaskan bahwa peran aktivis dalam mengawal kebijakan pemerintah sangat penting. Namun, ia mengingatkan bahwa kritik seharusnya disampaikan dengan cara yang santun dan mengedepankan intelektualitas, Senin (22/09).

Sugianto yang telah puluhan tahun aktif membesarkan organisasi Pemuda Pancasila, bukanlah sosok asing di kalangan aktivis Meranti. Sejak masa mudanya, ia dikenal sebagai aktivis mahasiswa pada era Orde Baru, masa ketika kebebasan berpendapat masih sangat terbatas. Meski demikian, ia menyebut semangat juang para aktivis di masa itu luar biasa dan patut menjadi teladan.

“Mahasiswa itu adalah agent of change sekaligus agent of control, pengawas kebijakan pemerintah. Bahkan, lahirnya Kabupaten Kepulauan Meranti juga tidak lepas dari peran aktivis mahasiswa. Hanya saja, dalam menyampaikan aspirasi harus tetap santun dan mengedepankan intelektual,” ujar Sugianto.

Ia menambahkan, kehadirannya di tengah para aktivis Meranti bukan untuk mengintervensi, melainkan sebagai sosok orang tua yang memberi bimbingan. “Kalau ada langkah yang keliru dalam pergerakan, saya memberikan nasihat dan teguran yang sifatnya mendidik. Itu penting agar perjuangan mahasiswa tidak kehilangan arah,” tegasnya.

Peran Pemuda Pancasila

Lebih jauh, Sugianto menjelaskan bahwa Pemuda Pancasila yang didirikan pada 28 Oktober 1959 oleh Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir dengan misi memperkuat NKRI, membina generasi muda, dan ikut serta dalam pembangunan nasional demi kesejahteraan rakyat.

“Pemuda Pancasila lahir di tanggal yang sama dengan Sumpah Pemuda. Artinya, membina dan mengawal generasi muda adalah bagian dari tanggung jawab moral Pemuda Pancasila,” ujarnya.

Aktivis Meranti Harus Berpijak pada Pancasila

Menurut Sugianto, di Kepulauan Meranti banyak kader Pemuda Pancasila yang berasal dari kalangan aktivis kampus, alumni BEM, hingga kelompok Cipayung. Hal ini menjadi modal besar bagi pergerakan mahasiswa dan pemuda Meranti agar tetap berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

“Saya berharap para aktivis Meranti benar-benar menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Dengan berpegang pada nilai nilai Pancasila, gerakan yang lahir tidak hanya kritis, tetapi juga konstruktif untuk membangun daerah,” pungkasnya.(Sang/sl)