Suaralira – Dalam meminimalkan impor tanam bahan kebutuhan pokok, Menteri Pertanian ingin mengubah system tanam dengan tujuan bisa berproduksi sepanjang tahun. Strategi tanam ini untuk berbagai bahan tanaman pokok terutama tumbuhan hortikultura strategis seperti cabai dan bawang.
Demikian dikatakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman disela acara peninjauan panen raya komoditas bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Jawa Timur, Selasa (02/02/2016).
Strategi yang dimaksud oleh Amran adalah untuk menanam bahan kebutuhan pokok sepanjang tahun. Dia mencontohkan tanaman bawang yang akan ditanam di lahan sawah ketika musim panas dan di lahan pegunungan jika penghujan. "Dengan begitu, produksi bisa sepanjang tahun dan akibatnya impor juga tidak terlalu sering dan harga bisa terkendali," ujar dia.
Selanjutnya kata Amran, pihaknya mensinergikan dengan pembangunan struktur pasar baru yang memperpendek rantai pasok dengan cara pengguna atau user komoditas bawang merah bisa menjangkau petani secara lebih dekat.
"Bila perlu di rantai tengahnya satu saja, biar petani lebih dekat dengan konsumennya. Sehingga konsumen menikmati, karena harga pasti turun dan petani juga menikmati, inilah yang kita bangun, memang berat banyak tantangannya banyak protes, insyaallah dalam waktu dekat selesai," ucapnya.
Ditegaskannya, jika impor tersebut terlalu bebas, petani bisa menjadi tidak bersemangat untuk berproduksi. Dikarenakan langkah tersebut akan membuat harga yang tidak sesuai bahkan tidak wajar untuk para penggarap tersebut.
Ekspor bawang merah Indonesia melonjak 219% dari 4.439 ton pada 2014 menjadi 14.149 ton di 2015. Kemudian impor bawang merah menurun 82%, dari 87.526 ton pada 2014 menjadi 15.769 ton pada 2015, menurut Amran juga mengklaime.
"Tahun 2014 kita impor 87.000 ton, di tahun lalu 15.000 ton. Sementara ekspor tahun 2014 hanya 4.000 ton, 2015 jadi 15.000 ton. Untuk mengulangi atau melebihi itu kita berupaya stabilkan harga karena harga bagus petani pasti bersemangat untuk tanam," tutur Amran menegaskan. (bs/sl)