JAKARTA, SUARALIRA.com - Hingga akhir Juli 2016, jumlah utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 324,2 miliar. Jumlah ini naik 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Demikian hasil catatan Bank Indonesia (BI), Senin (19/9/2016). Laporan BI ini menyatakan, utang luar negeri jangka pendek menurun, sementara utang luar negeri jangka panjang meningkat.
Posisi utang luar negeri jangka panjang pada akhir Juli 2016 mencapai US$ 283 miliar (87,3% dari total utang luar negeri) atau tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Juni 2016 yang sebesar 7,7% (yoy).
Di sisi lain, posisi utang luar negeri jangka pendek pada akhir Juli 2016 tercatat sebesar US$ 41,2 miliar (12,7% dari total utang luar negeri) atau turun 3,6% (yoy), lebih dalam dari penurunan Juni 2016 sebesar 3,1% (yoy).
Berdasarkan kelompok peminjam, posisi utang luar negeri Indonesia sebagian besar terdiri dari utang luar negeri sektor swasta. Pada akhir Juli 2016, posisi utang luar negeri sektor swasta mencapai US$ 164,5 miliar (50,7% dari total utang luar negeri), sementara utang luar negeri sektor publik sebesar US$ 159,7 miliar (49,3% dari total utang luar negeri).
utang luar negeri sektor swasta masih mengalami penurunan 3,4% (yoy) pada Juli 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 3,1% (yoy), sementara utang luar negeri sektor publik tumbuh 18,7% (yoy) atau meningkat dari 17,9% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Menurut sektor ekonomi, utang luar negeri swasta pada akhir Juli 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 75,7%.
Bila pertumbuhan tahunan keempat sektor tersebut dibandingkan dengan Juni 2016, pertumbuhan utang luar negeri sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih tercatat meningkat. Sementara itu, utang luar negeri sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif.
BI melihat perkembangan utang luar negeri pada Juli 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi. (dtf/sl)