SINGAPURA, SUARALIRA.com - Keinginan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) memompa harga minyak seperti masih sulit tercapai. Melansir Reuters, Kamis (13/10/2016), harga minyak mentah dibuka jatuh pada hari ini setelah OPEC menyusul laporan OPEC.
Harga minyak mentah berjangka International Brent turun 29 sen atau 0,6% ke USD51,52 per barel pada pukul 00:16 GMT. Acuan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) melemah 34 sen atau 0,7% pada USD49,84 per barel.
Para pedagang mengatakan pasar minyak menjadi di bawah tekanan setelah OPEC melaporkan kenaikan dalam produksi, meski kartel produsen minyak dan produsen non-OPEC Rusia memiliki rencana memangkas produksi dalam upaya mengendalikan overhang pasokan global. "Laporan OPEC membuat minyak mentah mudah ditebak, Brent dan WTI jatuh," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di broker Oanda di Singapura.
OPEC pada Rabu malam melaporkan produksi minyak pada bulan September naik ke level tertinggi dalam delapan tahun dan keinginan menaikkan pasokan non-OPEC pada 2017. Hal ini menunjukkan adanya surplus yang lebih besar pada tahun depan, padahal mereka berencana memangkas produksi untuk memompa harga si emas hitam.
Data OPEC menunjukkan produksi minyak dipompa hingga 33.390.000 barel per hari pada bulan September lalu. "Adanya laporan surplus pasokan dan ketidaksepakatan Rusia dan OPEC telah menembak harga minyak mentah. Pasar juga gugup melihat data EIA soal persediaan minyak mentah AS yang dilansir malam tadi," tambah Halley.
Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat akan menerbitkan data persediaan penyimpanan resmi pada hari Kamis ini. American Petroleum Institute, sebuah kelompok perdagangan, melaporkan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS naik 2,7 juta barel menjadi 470.900.000 barel hingga 7 Oktober. Ini akan menjadi kenaikan pertama dalam stok minyak selama lima minggu berturut-turut yang selalu menurun. (sn/sl)