JAKARTA, SUARALIRA.com - Menyikapi reaksi 04 November 2016, Pemuda LIRA menggambarkan ini merupakan bagian dari dunia hukum kita saat ini. Proses atas dugaan pelanggaran hukum tersebut merupakan pukulan telak bagi dunia Hukum di negeri ini.
Rakyat seakan-akan tidak percaya atas proses hukum yang akan di lakukan oleh penegak hukum dalam hal ini kepolisian. Masyarakat Indonesia hampir apatis dengan kekuatan hukum yang melindungi kebenaran dari hal yang salah dan menjaga yang lemah dari hal yang kuat namun jahat, ungkap Ketua Umum DPP Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (Pemuda LIRA), Adam Irham kepada suaralira.com, Kamis (03/10).
Dikatakannya, miris memang jika ada penegak hukum yang di peralat, mereka bekerja sesuai perintah memperkerjakan-nya. Bukan bekerja sesuai hati nurani dan profesionalitas dalam menegakkan hukum yang seadil-adilnya.
Tidak boleh ada satu-pun manusia di negeri ini yang kebal hukum. Penegak hukum harus tampil beringas, ganas, kejam dan keji bagi mereka yang melanggar hukum bahkan mempermainkan hukum.
Untuk itu saatnya Kapolri melalui institusi kepolisiannya mengembalikan respect masyarakat kalau hukum masih ada. Kalau hukum masih menjadi sandaran terakhir bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Aksi damai yg diserukan oleh jutaan masyarakat Indonesia pada hari Jum'at 04 November 2016 besok, harus dijawab oleh kepolisian dengan jelas dan tegas. Jangan ada lagi bahasa bersayap, bahasa basa-basi (tawar-menawar) karena sesungguhnya Hukum itu Jelas hitam atau putih bukan abu-abu, ujarnya.
Siapapun orangnya, yg masih menginjakkan kaki di bumi pertiwi ini mereka harus taat hukum, tidak perduli rakyat jelata atau penguasa.
"Saya setuju, sepakat bahkan menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia mari ramai-ramai kita turun kejalan dengan pergerakan damai menuntut penegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Karena penegakan hukum yang adil adalah sumber dari kesejahteraan dalam bernegara, ujar Adam singkat. (sl01)