Polisi Tegaskan Tragedi Pulomas Murni Perampokan

JAKARTA (suaralira.com) - Polisi menegaskan bahwa tragedi di Pulomas, Jakarta Timur, murni perampokan. Untuk memperkuat pernyataan tersebut, CCTV akan dibuka.
 
"Nanti CCTV mau diputar di Polda Metro Jaya, secepatnya. Saya undang untuk melihat, biar tahu kejadiannya seperti apa. Jadi nggak menduga-duga. Orang kan banyak beranggapan bukan perampokan murni," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom, Senin (2/1/2017).
 
Dalam perampokan yang terjadi Senin (26/12/2016) lalu ini, 6 orang tewas. Mereka adalah: 
 
Enam korban tewas:
1. Dodi Triono (59)
2. Diona Arika Andra Putri (16), putri pertama Dodi dari istri kedua
3. Dianita Gemma Dzalfayla (9), putri ketiga Dodi dari istri kedua
4. Amalia Calista alias Amel, teman Gemma
5. Sugiyanto alias Yanto, sopir
6. Tarso (40), sopir
 
Lima korban luka:
1. Emi (41), pembantu
2. Zanette Kalila Azaria (13), putri kedua Dodi dari istri kedua
3. Santi (22), pembantu, putri Emi
4. Fitriani (23), baby sitter
5. Windy (23), baby sitter
 
Para pelaku disebut polisi dengan nama Geng 'Korea Utara'. Mereka adalah:
 
1. Ramlan Butarbutar, pemimpin perampok, tewas ditembak di Rawalumbu, Bekasi.
2. Erwin Situmorang, eksekutor perampokan, ditangkap di Rawalumbu, Bekasi.
3. Ius Pane, eksekutor perampokan, ditangkap di Medan, Sumatera Utara.
4. Alfin Sinaga, sopir, ditangkap di Villa Mas Indah Blok C, Bekasi.
 
Kronologi kejadian:
 
Senin, 26 Desember, sore hari, Ramlan Butarbutar turun dari mobil Suzuki Ertiga, masuk ke rumah Dodi melalui pintu teralis yang tak dikunci. Memang beginilah modusnya. "Begitu pagar rumah orangnya terbuka, mereka langsung masuk," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (27/12).
 
Ramlan menyekap orang-orang seisi rumah. Terlihat dari CCTV, mereka mengumpulkan orang-orang di ruang tengah, sambil mengintimidasi dengan pistol dan golok, kemudian menggiring mereka ke kamar mandi 1,5x2 meter. Datanglah Dodi beberapa saat kemudian saat para perampok selesai menggasak barang-barang berharga. Dodi kemudian juga dijebloskan para perampok ke kamar mandi itu.
 
Erwin Situmorang membantu Ramlan dalam proses penyekapan ini. Keran air dalam kamar mandi dinyalakan, kunci dibuang, gerendel pintu dirusak. Maka terkuncilah 11 orang di dalam kamar sempit itu.
 
Selasa , 27 Desember, pukul 09.25 WIB pagi, kerabat bernama Sheila Putri menyambangi rumah Dodi. Dia curiga dengan kondisi rumah karena mendengar suara minta tolong. Dia kemudian melapor ke Pos Polisi Kayuputih. Satpam dan polisi kemudian datang ke rumah Dodi dan berusaha keras membuka pintu kamar mandi itu.
 
Sekuriti bernama Lutfi (28) kemudian mendobrak pintu itu. "Pas saya lihat sudah tertumpuk semuanya, di ruangan yang cuma berapa meter ukurannya di kamar mandi pembantu di lantai 1," cerita Lutfi.
 
Sebelas orang itu akhirnya dikeluarkan dari ruang sempit dan pengap. Namun sayang, enam di antara mereka sudah tak bernyawa karena kehabisan oksigen.
 
Rabu, 28 Desember, pukul 15.00 WIB, polisi beraksi untuk menangkap Ramlan, Erwin, Ius Pane, dan Sinaga di Gang Kalong, Bojong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Letusan tembakan terdengar berkali-kali. Dor, dor, dor, dor!!! Ramlan tewas usai ditembus timah panas di kaki, Erwin tersungkur karena kakinya ditembak, sedangkan Ius Pane dan Sinaga kabur.
 
Petang harinya, Sinaga ditangkap di Villa Mas Indah Blok C, Bekasi Utara. Menurut polisi, orang ini adalah sopir Ertiga yang digunakan untuk menyatroni rumah Dodi. Polisi menembak kaki Sinaga saat penangkapan.
 
Satu orang lagi yakni inisial R merupakan saudara Ramlan juga diamankan polisi. R dinyatakan telah berusaha menyembunyikan kawanan perampok kejam itu. 
 
Polisi menyita sejumlah barang bukti saat menangkap Ramlan dan Erwin. Barang bukti tersebut antara lain uang rupiah, uang Thailand, 5 handphone, STNK, jaket, tas, topi, jam tangan Rolex, 2 kunci motor, dan kemeja putih. 
 
Minggu, 1 Januari 2017, Ius ditangkap di Medan, Sumatera Utara, pukul 07.45 WIB. Dia ditangkap saat turun di pool bus Antar Lintas Sumatera (ALS) di Jl Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara. 
 
 
(dtc/sl)