JAKARTA, suaralira.com - Aksi mogok kerja yang dilakukan pegawai PT Jakarta International Container Terminal (JICT) terus berlanjut. Bahkan mogok kerja yang dilakukan hari ini membuat JICT lumpuh total.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menilai, aksi mogok yang dilakukan serikat pekerja menimbulkan banyak kerugian. Bahkan kerugian bisa mencapai Rp1 triliun jika demo masih berlanjut hingga 10 Agustus 2017.
“Kerugiannya menurut saya sih sampai Rp100-Rp200 miliar, bisa jadi Rp1 triliun kalau sampai 10 Agustus masih mogok,” kata Zaldy seperti dilansir Okezone, Kamis (03/08/2017).
Menurutnya, kerugian tidak hanya dalam bentuk materi. Terhambatnya distribusi barang juga membuat reputasi perusahaan logistik turun. Belum lagi, lanjut Zaldy, kalau dikenakan penalti karena keterlambatan pengiriman.
“Kerugian ini bertambah besar kalau mogoknya memanjang. Kalau sampai tanggal 10 Agustus maka kerugian akan sangat besar dan memalukan untuk Indonesia,” imbuhnya.
Di sisi lain, Zaldy menilai, jika mogok tak dihentikan bisa mematikan ekonomi Indonesia. Dirinya menyarankan pemerintah mencari pelabuhan lain untuk kegiatan ekspor-impor. Agar kegiatan ekspor-impor tidak hanya terpusat pada satu pelabuhan.
“Mogok tidak bisa lebih lama dari 1 hari, bisa stop ekonomi Indonesia, kalau Tanjung Priok terkena masalah maka satu Indonesia kena dampaknya. Secepatnya pemerintah mengembangkan pelabuhan lain agar lebih merata dan risiko lebih kecil,” tukas dia.
(okz/ sl)