JAKARTA, suaralira.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pokok masalah yang menjadi pembahasan dalam pertemuan Dana Moneter Internasional atau International Monetery Fund (IMF) dan Bank Dunia dalam acara Spring Meetings 2017 yang diadakan langsung di Washington D.C, Amerika Serikat (AS). Dia menerangkan dalam pertemuan itu dibahas mengenai bagaimana ketahanan emerging market dalam menghadapi ekonomi dunia.
"Di sini dibahas terutama kecenderungan menghadapi proteksionisme dan anti globalisasi yang terjadi di negara-negara barat," kata dia dalam siaran di Youtube Channel Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Lebih lanjut dia menjabarkan, banyak pemikiran yang disampaikan dalam kesempatan tersebut, mengenai bagaimana negara emerging market mempersiapkan diri dalam hadapi kenaikan suku bunga The Fed atau Bank Sentral AS. "Saya juga melakukan kegiatan untuk bertemu dengan menkeu-menkeu yang penting dalam sisi partner terhadap Indonesia," imbuhnya.
Selanjutnya, ia menuturkan bertemu dengan banyak menteri keuangan, seperti menteri keuangan Kanada, menteri keuangan AS yang baru saja terpilih untuk membicarakan kerja sama di bidang financial action tax force. "Yang merupakan salah satu divisi untuk melihat traffic lalu lintas keuangan yang berhubungan anti money laundry atau financing for terrorism," sambung dia.
Dia menambahkan juga membahas kerja sama di bidang perpajakan, di mana sharing informasi Indonesia telah menyelesaikan pengampunan pajak dan telah melakukan reformasi perpajakan, sedangkan pemerintah AS baru memulai reformasi perpajakan.
"Saya juga berbicara soal perpajakan, di mana pemerintah Indonesia selesai melakukan tax amnesty dan mereformasi perpajakan sementara pemerintah AS sekarang sedang memulai reformasi perpajakan," lanjutnya.
Selain itu, Wanita yang akrab disapa Ani itu juga bertemu Menkeu Jepang untuk membahas bilateral antara Jepang dan Indonesia khususnya kerjasama ekonomi, investasi, dan hubungan yang dibina sangat baik dalam rangka ciptakan pertumbuhan yang makin sehat.
Kemudian, dia juga melakukan tukar pikiran mengenai bagaimana menciptakan perbaikan dan melindungi kelompok miskin dengan Menkeu India. Tidak hanya itu, Ani bercerita juga, dia bertemu dengan Menkeu Korea Selatan untuk membahas geopolitik yang berhubungan dengan hubungan di Korea Utara.
"Kemudian saya juga bertemu dengan Menkeu Swiss, bicara soal kondisi ekonomi Eropa dan bagaimana kerja sama ekonomi di Swiss yang diakui dunia dan bagaimana Indonesia bisa tiru policy di bidang pendidikan dan vocational training," ungkapnya.
Pada pertemuan itu juga menjadi kesempatan bagi Sri Mulyani untuk menerangkan mengenai kebijakan ekonomi Indonesia, terutama di bidang APBN. Sehingga Indonesia bisa memberikan pandangan dan data yang sifatnya faktual agar mendapatkan assessment yang baik.
Ada juga pembahasan seputar kondisi dan tantangan pembangunan pada saat ini, terutama dikaitkan dengan komitmen untuk mencapai Sustainable Development Golds, bagaimana menghilangkan kemiskinan di dunia, dan bagaimana menciptakan kemakmuran.
"Kita membahas berbagai reformasi yang dibutuhkan oleh negara-negara untuk mencapai tujuan tersebut, dan juga peranan bank dunia untuk membantu terutama negara-negara miskin di Afrika, negara-negara yang mengalami konflik dan negara yang harus menghadapi kondisi pengungsi yang sangat membutuhkan dukungan dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi pembangunan," terang Sri Mulyani.
(oz/sl)