PJS Dirut PDAM Tirta Patriot Tjetjep Achmadi saat ikut menyidak Kali Bekasi, Bendung Bekasi, Selasa (26/9)

Dinas LH Lambat Tangani Pencemar Kali Bekasi

BEKASI (suaralira.com) - Komisi II DPRD Kota Bekasi berang, pasalnya ratusan warga di Bekasi Utara tidak mendapatkan suplai air dari PDAM Tirta Patriot (TP) selama 15 hari.

 

Menyikapi hal ini, Komisi II DPRD Kota Bekasi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kali Bekasi sebagai salah satu sumber air baku PDAM TP. 

 

Saat melakukan sidak ke Kali Bekasi, tepatnya Bendung Bekasi, Komisi II menemukan adanya pencemaran Kali Bekasi. Disana terlihat banyak zat yang mengandung zat besi, dan lainnya.

 

"Di sinyalir ada sebanyak 18 perusahaan yang membuang limbah ke kali karena tidak memiliki instalasi pengelolaan limbah (IPAL), dan kita sudah minta agar Dinas LH melakukan pengecekan perusahaan tersebut, dan  menguji leboratorium air di Kali Bekasi terkait adanya pencemaran," ungkap  Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Dariyanto saat melakukan sidak di Bendung Bekasi, Selasa (26/9).

 

Menurutnya, jika aliran PDAM TP saat ini banyak di protes warga karena adanya persoalan di hulu dan hilir. Persoalan pertama di hulu adanya pencemaran Kali Bekasi, dan di hilir adanya pipa PDAM TP yang belum maksimal.

 

"Kita secara terbuka mengakui, masih ada aliran PDAM Tirta Patriot yang terganggu, karena air bakunya tetcemar dan belum ada tindakan resmi dari Dinas Lingkungan Hidup dan PJT II. Dan saat ini masih dalam penyidikan," ungkap anggota fraksi Golkar ini.

 

Sementara itu, Kasi Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Suhendra mengakui adanya pencemaran di Kali Bekasi, dari beberapa perusahaan atau industri yang di duga membuang limbah ke Kali Bekasi. Namun saat ini, pihaknya masih melakukan penyusuran kali untuk memastikan hal tersebut.

 

"Kita masih melakukan menyelidiki, dan sudah memberi sanksi pada salah satu perusahaan yang terbukti membuang sampah atau limbah ke Kali Bekasi," beber Suhendra.

 

Di lokasi yang sama PJS Dirut PDAM Tirta Patriot Tjetjep Achmadi mengatakan, bahwa PDAM TP belum dapat melakukan pengolahan air bersih secara maksimal, karena pasokan air baku yang kurang dan tercemar. Salah satu usaha yang di lakukan adalah meminta PJT II untuk menambah debit air pada sodetan baru (belakang Depag Kota Bekasi).

 

"Kita sekarang minta penambahan air pada sodetan baru, jadi aliranya bukan hanya dari Kali Bekasi, namun dari aliran Tarum Barat (Kalimalang). Saat ini produksi kurang dari 400 liter perdetik, biasanya itu 450 liter perdetik untuk 30 ribuan pelanggan," kata dia.

 

Ia menambahkan, ada beberapa pelanggan PDAM TP yang belum teraliri air bersih, seperti di daerah cepu perbatasan Kabupaten Bekasi dengan Kota Bekasi, letaknya didaerah Kali Abang, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

 

"Tiga hari kemarin memang sempat tidak teraliri air, tapi saat ini sudah mulai baik. Kita akan bangun pompa dorong di daerah utara untuk memasok air lebih cepat ke pelanggan," terang dia.

 

Seorang warga RW 07, Kelurahan Teluk Pucung, Muhamad mengatakan, dirinya akan mencabut meter ukur milik PDAM TP yang dinilai sudah mengecewakan pelanggan. Ia mengatakan, ini tidak sesuai harapan pelanggan, terlebih PDAM TP adalah badan usaha milik Pemerintah Kota Bekasi.

 

"Buat apa kita langganan jika aliran airnya tidak ada isinya, hanya angin. Sudah lima belas hari kita tidak menikmati aliran air bersih," ucap Muhamad.

 

(oto/sl)