Bangkinang (Kampar), suaralira.com – Pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali dikeluhkan masyarakat. Salah satunya kegiatan pemeriksaan rutin penggunaan listrik atau yang dikenal dengan nama tim P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik).
Salah seorang warga di Bangkinang, Fitri mengeluhkan tindakan oknum petugas P2TL yang melakukan pembongkaran meteran listrik secara sepihak. Pelanggan PLN yang beralamat di Jalan Sungai Kampar Kelurahan Langgini Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar ini mengeluhkan sikap oknum petugas P2TL PLN Bangkinang yang dinilainya sewenang wenang, karena melakukan pembongkaran aliran listrik secara sepihak.
Menurutnya, dasar pencabutan meteran listrik miliknya telah menyalahi standar operasi perosedur (SOP) yang diberlakukan, dimana setiap pembongkaran meteran wajib disaksikan oleh pemilik rumah, setidaknya jika pemilik rumah tidak berada di tempat maka seharusnya disaksikan aparat setempat.
"Waktu itu saya sedang kerja, tiba-tiba adik saya nelpon kalau KWH meteran kami mau di bongkar dan saya langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah petugas P2TL langsung menyampaikan kalau KWH meteran saya rusak dan harus dibongkar," jelas fitri memulai percakapan dengan suaralira.com pada minggu (22/04/2018).
"Saya heran pak, soalnya sebelum saya datang meteran saya sudah mereka otak atik, Waktu saya tidak ada di rumah aparat setempat seperti RT tidak mereka libatkan. Saya bingung saja pak kok bisa kek gini" keluh fitri.
Ketua DPW JOIN (Jurnalis Online Indonesia) Riau melalui Kabid Humas Muhammad Budianto menyayangkan tindakan petugas P2TL tersebut. "saya sangat menyayangkan tindakan petugas P2TL PLN Bangkinang tersebut, seharusnya mereka mengindahkan aturan sesuai SOP yang seharusnya. Jika kejadiannya seperti ini, saya menduga pihak P2TL PLN Bangkinang bekerja tidak sesuai SOP" terang budi sapaan akrab Kabid Humas JOIN Riau ini.
"Kami akan tindak lanjuti permasalah Fitri ini sampai terang benderang, karena tindakan P2TL ini menjadi momok yang menakutkan kepada masyarakat lain karena P2TL bekerja sesuka hati mereka. Kami akan menggandeng lembaga lembaga terkait untuk menindak lanjuti permasalahan ini" tutup budi.***(Nh/Red)