BEKASI-Pemerintah Kota Bekasi mengklarifikasi terkait hebohnya isu Kondisi Air Kali Bekasi Berbusa yang diduga akibat pencemaran limbah perusahaan industri, klarifikasi ini disampaikan Dinas Lingkungan Hidup dengan mengeluarkan Press Release resmi pada Senin (03/09/2018).
Surat Press Release ini dikirim langsung oleh Kepala Dinas LH Kota Bekasi kepada Ketua Awan Pers melalui Sekjennya via Wa pribadi Jumhana Luthfi pada Selasa (04/09/2018).
Didalam surat tersebut tertuang, Kondisi Kali Bekasi dan sungai pada umumnya akan mengalami debit minimal saat puncak musim kemarau. Air seungai cenderung dangkal dan tidak mengalir karena tidak ada intake dari hulu maupun tambahan air hujan. Air yang masuk Kali dominan adalah air limbah dari berbagai kegiatan, baik dari domestik (Rumah tangga, Jasa perdagangan, Perkantoran dan Sekolah), dan non domestik (Industri, Rumah sakit) yang telah melalui pengolahan maupun yang belum melalui pengolahan.
Air dalam kondisi debit minimal cenderung septick (Kekurangan oksigen) sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan warna nampak lebih pekat (hitam), air limbah domestik adalah air limbah yang dominan masuk ke Kali Bekasi, dimana air limbah domestik di Kota Bekasi masih minim, melalui pengolahan yang semestinya. Namun demikian air limbah industri yang dibuang tanpa pengolahan juga menambah beban pencemaran Kali Bekasi.
Minggu sore terjadi hujan cukup deras merata di wilayah Bogor dan Bekasi, yang menyebabkan debit air limbah meningkat tiba-tiba menyebabkan sedimen di Kali Bekasi terangkat secara serentak dan menyebabkan turbulensi. Hal tersebut mengakibatkan air seperti teraduk, kondisi tersebut juga mengindikasikan bahwa kualitas air Kali Bekasi tidak dalam kondisi netral.
"Timbulnya busa di Kali Bekasi dapat menjadi indikasi bahwa parameter MBAS di lokasi tersebut cukup tinggi. MBAS dominan berasal dari deterjen yang dihasilkan dari limbah domestik dan kegiatan usaha industri/rumah sakit yang mengandung deterjen terutama yang belum melalui pengolahan yang semestinya," ucap Jumhana Luthfi melalui surat Press Release nya.
"Kondisi hujan juga sering dimanfaatkan oleh industri untuk membuang air limbahnya dengan debit yang cukup tinggi, sehingga kualitas dan kuantitas air Kali Bekasi akan meningkat signifikan," imbuhnya.
Menurut Kadis LH Kota Bekasi ini, bahwa deterjen dalam air jika ada gesekan/kocokan/turbulensi yang kencang dan dalam waktu tertentu akan bereaksi membentuk busa dalam jumlah yang cukup banyak, salah satunya berasal dari Alkil Benzena Sulfonat (ABS) yang terkandung dalam deterjen.
Alkil Benzena Sulfonat (ABS) sangat tidak menguntungkan, karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai. Dengan tidak terurainya secara biologi deterjen (ABS) lambat laun perariran yang terkontaminasi oleh (ABS) akan dipenuhi oleh busa.
Selain itu, kualitas air Kali Bekasi seminggu terakhir diketahui memang sudah terjadi ppencemaran. Di Kabupaten Bogor, air Sungai Cileungsi sebagai hulu dari Kali Bekasi sudah dalam kondisi tercemar, sehingga air nampak berwarna gelap/hitam dan berbau.
"Diharapkan program dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang akan melakukan restorasi/normalisasi DAS Sungai Cileungsi dan DAS Kali Bekasi yang telah puluhan tahun belum ada penanganan pengangkatan serta pengerukan sedimentasi yang cukup tinggi," jelas Jumhana Luthfi melalui surat Press Release nya.
Lanjutnya,"Selain itu juga, peran serta Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi serta seluruh Stakeholder yang berada di wilayah DAS Cileungsi dan DAS Kali Bekasi sangat penting untuk dapat bersama-bersama memantau dan mengendalikan kualitas sungai untuk kepentingan bersama." pungaks Kadis LH Kota Bekasi Jumhana Luthfi melalui surat Press Release nya.
Press Release: Dinas LH Kota Bekasi.
Editor: DPP Awan Pers