PEKANBARU, Suaralira.com -- Pengelolaan sampah di kota Pekanbaru menjadi sorotan, baik dari segi pemenangan tender pihak ke tiga, yang notabene nya 2 perusahaan pemenang tender pengelolaan sampah di kota Pekanbaru yang berdomisili di Jakarta dimenangkan Pemko Pekanbaru.
Berjalan nya waktu, proses pengangkutan sampah di kota Pekanbaru, yang dibagi 3 wilayah kerja dengan kategori dua dikelola perusahaan swasta dan satu di kelola DLHK Pekanbaru. Kotrak kerjasama dua perusahaan swasta kepada Pemko Pekanbaru menjadi teka teki yang berkepanjanggan.
Dari penelusuran awak media dilapanggan yang langsung mengunjunggi TPS (Tempat Pembuangan Sementara) PT Godang Tua, yang berada dijalan Air Hitam kecamatan Payung Sekaki. 2 November 2020 Tim menyambangi TPS PT Godang Tua. Dilokasi ditemui (Nainggolan) yang mengaku orang kepercayaan perusahaan di kota Pekanbaru.
Dalam penyampaiannya, Nainggolan berkisah tentang proses kerjasama pihak perusahaannya dengan Pemko Pekanbaru, dimana dalam kontrak kerjasama terdahulu pihak perusahaan dan Pemko Pekanbaru menetapkan sistim tonase kepada pihak ketiga, jika tonase tidak terpenuhi maka Pemko Pekanbaru akan mengklaim perusahaan tersebut.
Disinggung mengapa harus menumpuk sampah di lokasi TPS Jalan Air Hitam, Nainggolan menegaskan, habis gimana lagi pak, dilokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di kecamatan Rumbai, mobil kita diarahkan ke TPA lama untuk melakukan penimbanggan muatan, setelah penimbanggan selesai di TPA 1 berlanjut ke TPA 2 untuk melakukan bongkar. Namun kita sangat menyayangkan di TPA 1 proses timbang harus antri lama, dan begitu juga di TPA 2 proses bongkar harus antri, berhubung alat berat hanya 1 yang beroperasi, "ucap Nainggolan.
Berlanjut penelusuran ke lokasi TPA 1, Tim menemukan antrian mobil sampah, ironisnya beberapa truk sampah milik PT Godang Tua dan PT Samhana. Dilokasi Tim melihat ceceran air yang sangat deras sekali dari dalam mobil truk, awalnya Tim menduga muatan sampah yang berada dalam mobil truk sampah kedua perusahaan yang mengeluarkan ceceran air bau busuk sengaja disiram, namun setelah Tim kembali mempertanyakan kepada Nainggolan bahwa sumber air adalah dari lokasi TPS mereka yang keberadaannya terbuka dilapanggan hamparan luas.
Wauuuuuu,, sangat tidak masuk akal, teka teki dua perusahaan swasta terhadap Pemko Pekanbaru khususnya dinas DLHK Pekanbaru. Tim menduga adanya main mata dinas DLHK Pekanbaru terhadap dua perusahaan selama ini.
Dugaan kecurangan sementara yang berhasil dihimpun Tim, "Perusahaan sengaja melakukan penumpukan sampah di lokasi TPS mereka masing-masing, sehingga memasuki musim penghujan saat ini sampah diguyur hujan, sehingga mengakibatkan sampah bertambah berat".
"Sistim timbang sampah pihak dinas DLHK Pekanbaru patut kita duga banyak melakukan kecuranggan terhadap hasil timbangan "Dilokasi TPA 1 dan 2 pengawas lapangan jarang ditempat".
Dari hasil investigasi dilapangan Tim berusaha mencari informasi kepada kadis DLHK Pekanbaru, namun sang kadis tidak mau ditemui awak media, melalui ajudan pribadinya sang kadis. Tim kembali mencari keberadaan A (kabid kebersihan) namun beberapa kali ditemui di ruang kerjanya sang kabid tidak pernah ditempat.
Tim juga mencari keberadaan H (kasi kebersihan) namun sang kasi tidak pernah ditemukan. Tim juga mencari keberadaan U (salah satu kasi bagian pengadaan BBM alat berat dan mobil sampah) namun tidak pernah ditemukan.
Dari informasi yang terhimpun, kabid A kasi H dan kasi U, adalah trio yang menangani sampah di DLHK Pekanbaru, sampai berita ini ditayangkan keberadaan trio sekawan tersebut tidak ditemukan keberadaannya. ***(Tim/sl)