Paslon No 2 'SR' Pada Debat Perdana, 'Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak'

Bengkulu, Suaralira.com -- Salah satu isu meningkatnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Rejang Lebong saat ini menjadi topik di Debat Perdana Pilkada Kabupaten Rejang Lebong, yang dilaksanakan KPU Rejang Lebong di Aula Mercure Hotel, Sabtu malam 28 Nopember 2020 Pukul 20.00 Wib.
 
Menanggapi pertanyaan yang disampaikan moderator terkait meningkatnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2 Susilawati-Ruswan menjelaskan bahwa, kurangnya sosialisasi Pemerintah terhadap masyarakat dan minimnya kegiatan-kegiatan keagamaan adalah salah satu faktor yang mengakibatkan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
 
“Kegiatan keagamaan dan kebudayaan harus di tingkatkan, karena hal tersebut salah satu poin penting untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Rejang Lebong,” sebut Paslon nomor urut 2 (Dua).
 
“Insya allah, apabila kami paslon nomor urut dua dipercayai masyarakat Rejang Lebong untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Rejang Lebong kedepan, selain terus mensosialisasikan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak, kami akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat.
 
Karena hal tersebut penting, agar apa yang menjadi keinginkan masyarakat akan cepat tersampaikan. Dan insya allah, kedepan kami optimis angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Rejang lebong Akan menurun,” jelas Ibu Hj Susilawati SE.
 
Dilanjutkan dengan Cawabup H Ruswan Ys S Sos M Si, apa bila kami terpilih menjadi Bupati dan wakil Bupati Rejang Lebong, Insyaallah kami akan mendengar aspirasi masyarakat tentang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jalur dua.
 
"Apakah tetap di jalur dua atau dikembalikan lagi ke dwi tunggal. Sebab masyarakat banyak yang mengeluh RSUD Rejang Lebong sangat jauh, dan kalau mau menuju ke RSUD, masyarakat kota curup harus melalui jalan yang terjal seperti tebing pasar hewan. 
 
Selain jalan yang terjal juga rawan dengan kejahatan begal. Dan kalau lewat Bakmoi terlalu jauh mutar sebab kalau pasien sudah kritis dikawatirkan belum sampai RSUD pasien keburu meninggal." Tutup Ruswan. (HD/sl)