Inhu (Riau), Suaralira.com -- Kejadian Agresi II Belanda pada tahun 1949 di wilayah Indragiri Hulu (Inhu) banyak menelan ribuan korban jiwa masyarakat sipil, turut juga Bupati Tulus, bahkan Kepala Polisi wilayah Inhu dan sejumlah polisi lainnya juga menjadi korban pada tanggal 5 Januari 1949 yang sekarang menjadi sejarah.
Selasa (5 /1/1949) pagi, seperti biasa dilaksanakan upacara peringatan Rengat Bersejarah didepan tugu peringatan 5 Januari Kota Rengat yang berada persis didepan rumah Dinas Bupati Inhu dan Mapolres Inhu.
Sebagai Inspektur Upacara Wakil Bupati Inhu H Khairizal SE M Si, Perwira Upacara Pasi Pers Kodim 0302 Rengat Kapten Arh Adilman Sihombing dan Komandan Upacara Kanit Turjawali Sat Lantas Polres Inhu Andraleksi.
Tampak hadir juga dalam Upacara itu Sekdakab Inhu Ir H Hendrizal SE M Si, Dandim 0302 Inhu yang diwakili oleh Pasi Ops Kapten Inf I Gusti Suarjana, Kapolres Inhu yang diwakili oleh Waka Polres Inhu Kompol Zulfa Renaldo SIK M Si, Ketua Pengadilan Negeri Rengat Kelas II Kab Inhu diwakili oleh Hakim PN Inhu Wan Feri Fadli SH, Danramil 0302 Inhu Kapten Inf Edi Yasman, Kasat Sabhara Polres Inhu AKP Hendri S Sos MH, pleton Kodim 0302 Inhu, pleton Polres Inhu, pleton Pemkab Inhu, pleton Satpol PP Inhu, pleton Dishub Inhu dan pleton Pramuka.
Usai pelaksanaan upacara, dilaksanakan tabur bunga ke sungai Indragiri dipendopo wisma Embun Bunga Rengat. Ratusan bahkan ribuan korban keganasan Agresi II di Rengat ketika itu ditembaki lalu dibuang begitu saja ke sungai Indragiri hingga air menjadi merah akibat darah.
Kapolres Inhu AKBP Efrizal SIK melalui PS Paur Humas Polres Inhu Aipda Misran, Selasa siang menjelaskan, selain Bupati Tulus juga gugur sejumlah polisi lainnya ketika agresi II Belanda 5 Januari 1949 di Kota Rengat.
Sekelumit sejarah tercatat gugurnya sejumlah polisi dalam agresi II tersebut, Kepolisian Resor Indragiri Hulu (Polres Inhu) berdiri sejak tahun 1945, pasca proklamasi kemerdekaan RI. Awalnya Polres Inhu bernama Komisaris Resort (Komres) Indragiri yang dipimpin Kepala Polisi Kabupaten Kompol Soedarno hingga tahun 1946, meliputi wilayah Kabupaten Inhu dan Kabupaten Inhil yang masih wilayah administratif Indragiri.
Komres Indragiri saat agresi II 5 Januari 1949 tersebut ikut menjadi saksi sejarah, apalagi Kepala Polisi Agresi Militer Belanda II Kabupaten Inhu Iptu Korengkeng bersama Bupati Tulus, Wedana Abdul Wahab dan ribuan warga gugur ketika agresi itu, mayat-mayat bergelimpangan, darah membasahi kota Rengat dan sungai Indragiri dipenuhi oleh ribuan mayat korban agresi II Belanda yang tak berdosa kini tercatat dalam sejarah sebagai Pahlawan. (prs/sl)