PEKANBARU (RIAU), suaralira.com - Ikuti hadir agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2021, dibuka Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Rabu (25/08/2021). Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar pun hadir secara virtual di Gedung Daerah Balai Serindit.
Rakornas itu dengan mengusung tema Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan. Tujuan ini, meningkatkan perekonomian ditengah-tengah situasi pandemi Covid-19 disaat ini.
Gubri Syamsuar, mengikuti pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2021, secara virtual tampak turut hadir mendampingi yaitu sekdaprov Riau SF Hariyanto, Asisten II Setdaprov Riau Evarefita, Kepala BPKAD Provinsi Riau Indra, dan juga Kepala Biro Ekonomi Provinsi Riau Jhon Armedi Pinem.
Kesempatan itu Gubri Syamsuar sebut, setelah mendengarkan paparanya yang disampaikan Presiden ini, tentu sangat mendukung langkah-langkah tingkatkan perekonomian dari komoditas. Tentu ini sambungnya, sesuai dengan tema yang diusung dalam agenda Rakornas. Maka, hal itu perlu ditindaklanjuti di Riau.
"Kan tadi, Pak Presiden Jokowi didalam pembukaan Rakornas itu meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), untuk bukan fokus masalah inflasi, tetapi juga fokus memacu hal produk dalam negeri untuk komoditas unggulan. Hal itu, juga dalam rangka memperbaiki dari struktur ekonomi kita. Maka itu bisa dimaksimal mencapainya," ujar Gubri.
Syamsuar juga mengatakan, dalam hal menjaga stabilitas harga bahan pokok tersebut, Pemprov ini memaksimalkan optimalisasi ekspor. Namun, sambung dia, bahwa halnya inflasi ini jangan bisa terlalu rendah. Dari sisi perkembangan harganya mungkin bagus karena harga tidak begitu naik tetapi adanya indikasi permintaan sedang lemah.
Sementara itu, Presiden RI Jokowi saat pembukaan mengaku, perekonomianya negara semakin membaik, namun harus tetap menjaga kewaspadaan. Tapi wajib bersyukur karena perekonomian negara semakin membaik meski saat di tengah ketidakpastian. Yang dikarena ancaman pandemi Covid-19.
Dia menyebutkan bahwa di kuartal ke II tahun 2021, Indonesia mampu tumbuh 7.07 persen yoy, dengan tingkat inflasi terkendali itu diangka 1.53 persen year over year (yoy). “Angka inflasi itu jauh di bawah target inflasi 2021 yaitu sekitar 3 persen. Tetapi kuartal ke III tahun 2021, untuk tetap waspada. Terlebih ini dalam situasi pandemi Covid-19," ujarnya.
Presiden Jokowi ini juga meminta agar daya beli masyarakat untuk harus terus ditingkatkan, dikarena akan mendorong sisi permintaan serta bisa megerakkan mesin pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Jokowi pun menekankan beberapa hal. Salah satunya diperlukan menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga utamanya barang pokok.
"Peran serta pro-aktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif dengan membantu produktivitas petani dan nelayan serta memperkuat UMKM. Manfaatkan pandemi untuk tingkatkan nilai tambah di sektor pertanian. Selama pandemi, pertanian menjadi salah satu sektor unggulan," katanya.
Jokowi pun mengaku, bahwasa masih banyak potensi komoditas ekspor yang perlu dikembangkan. Misalnya porang dan sarang burung walet. Makanya, dia mendorong UMKM menuju digitalisasi. Artinya, harus serius menggarap, bukan cuma meningkatkan nilai tukar petani. Namun, semua harus dipersiapkan dari hulu hingga hilir. **(ADV/Diskominfo Riau)