BANDUNG (suaralira.com) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid (HNW) berharap seluruh pihak ikut mendukung dan tidak mencurigai gerakan ayo ke masjid. Sebaliknya gerakan ayo ke masid harus dikomunikasikan kepada para Imam, pimpinan ormas, kyai atau ulama termasuk kepada aparat TNI dan Polri agar memberikan dukungan dan tidak menimbulkan salah faham.
“Tidak mencurigai (Ayo ke masjid). Gerakan ini sangat positif dan layak disambut oleh seluruh pihak. Sebab Masjid adalah tempat perilaku positif disemai dan disosialisasikan dan bisa mengganti perilaku menyimpang seperti terorisme, LGBT, komunisme, korupsi, “ ujar HNW seusai acara peluncuran gerakan ayo ke masjid yang digagas oleh Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (RPJMI) di Masjid Trans Bandung, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/2) malam.
Yang harus melakukan ajaran agama bukan cuma agama Islam. Pihak lain juga harus menghidupkan rumah ibadah masing-masing agar penyimpangan-penyimpangan itu bisa terkoreksi. “Karena yang melakukan penyimpangan tidak semuanya beragama Islam seperti narkoba, LGBT, korupsi, bisa terjadi pada agama apapun. Karena itu penting untuk kembali rumah ibadah masing-masing, untuk memastikan rumah ibadah memberikan pencerahan bagi kita untuk hidup yang baik dan benar di Indonesia, “ ujarnya.
HNW menilai gerakan nasional Ayo ke masjid juga merupakan salah satu terobosan untuk memastikan anak-anak tidak terlibat tawuran, narkoba, LGBT, terorisme dan kejahatan-kejahatan korupsi karena mereka ke masjid.
“Masjid adalah tempat perilaku positif disemai dan disosialisasikan dan bisa mengganti perilaku menyimpang seperti terorisme, LGBT, komunisme, korupsi, “ katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan mendukung penuh dan menilai sangat penting sangat penting gerakan ayo ke masjid. Gerakan tersebut dinilai Ahe sebagai solusi baik bagi generasi muda agar kokoh kuat keimanan dan profesionalismenya.
“Gerakan ini penting untuk membina generasi muda ke depan dan melahirkan generasi bagus dari masjid. Saya harap ini gerakan besar yang dimulai dari Bandung dan masyarakat harus meramaikan program ini, “ katanya seraya memberikan apresiasi adanya masjid megah dan mewah di tengah pusat perbelanjaan. “Mungkin satu-satunya ini dan berada di kota Bandung”.
Sedangkan Yosse Hidayatullah Ketum JPRMI terpilih dalam Mukernas JPRMI pada Sabtu (27/2) peluncuran gerakan ayo ke masjid ini untuk menggairahkan pemuda dan remaja ke masjid seperti zaman rasulullah. Melalui masjid diharapkan bisa menjadi sarana bagi anak muda untuk mengembangkan bakat dan kreasi anak-anak muda di Indonesia.
“Selanjutnya akan diluncurkan pula gerakan subuh berjamaah yang dimulai dari Aceh hingga Papua secara kontinyu agar hari-hari di Indonesia dipenuhi subuh berjamaah, “ katanya. (b/sl)