PEKANBARU (suaralira.com) - Bank Riau Kepri resmi launching produk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Riau pada hari Senin (13/06/2016). Acara Launching dan Sosialisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) SERTA Penandatanganan Perjanjian Bank Riau Kepri (brk) bersama Jamkrida dilaksanakan di Balai Dang Merdu Menara Bank Riau Kepri.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Kepala Biro Ekonomi Provinsi Riau Syafrial, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Riau Drs. H. Darius Husin, MM, Direktur Jamkrida Herman Budoyo, Komisaris Jamkrida Husni Hasan serta dari Bank Riau Kepri hadir Direktur Utama Bank Riau Kepri DR. Irvandi Gustari, Komisaris Utama HR. Mambang Mit, Direktur Kredit & Syariah Afrial Abdullah serta sebanyak 88 orang Pemimpin Kedai, Pemimpin Seksi Kredit seluruh Jaringan Kantor Bank Riau Kepri.
Saat ini ada 15 bank di Indonesia (total 115 bank) yang dipercaya sebagai penyalur KUR, dari 15 Bank tersebut hanya ada 7 Bank Pembangunan Daerah yang ditunjuk dan salah satunya adalah Bank Riau Kepri. Penunjukan BRK sebagai penyalur KUR melalui proses ketat dari 4 lembaga yaitu OJK dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan hanya Bank yang sehat dan kapable yang diizinkan untuk menyalurkan KUR.
BRK yang menjadi salah satu bank dari 15 bank diseluruh Indonesia serta satu dari 7 Bank Pembangunan Daerah (BPD) ditunjuk Kementrian Kordinator Perekonomian dan dipercaya menyalurkan pembiayaan ini.
Selain launching produk pembiayaan yang diamanatkan pemerintah pusat tersebut, BRK juga melakukan penandatanganan MoU dengan Jamkrida dalam hal penjaminan KUR khusus jenis mikro. Launching KUR ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Riau yang diwakili Kepala Biro Ekonomi Provinsi Riau Syafrial.
Dalam sambutan dari Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman yang dibacakan Syafrial, bahwa saat ini UMKM di Riau masih belum optimal dibiayai oleh perbankan hal ini terlihat sebanyak 57,8 juta unit UMKM yang ada hanya 12 juta unit yang menerima pembiayaan dari bank. Hal ini disebabkan oleh tidak terpenuhinya persyaratan dalam memperoleh kredit, rumitnya prosedur serta tingginya bunga. Sehingga dengan adanya KUR yang dlakukan Bank Riau Kepri UMKM di Riau dapat berkembang dengan baik.
Syafrial mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan Bank Riau Kepri dengan Jamkrida merupakan bentuk saling sinergi antar BUMD di Provinsi Riau dan sehingga dapat berkembang dengan baik dimasa yang akan datang terutama bagi UMKM yang berorientasi ekspor.
Ditemui usai acara, Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari mengatakan tahap awal penyaluran KUR plafond yang akan disalurkan sebesar Rp 250 milyar. "Kita akan salurkan sebesar itu namun kalau nanti dirasa kurang akan minta tambah lagi. Dengan nilai segitu dirasa masih kurang untuk mendukung UMKM di Riau dan Kepri," katanya.
Lebih lanjut Irvandi menjelaskan pada KUR ini terdapat dua jenis yakni KUR Ritel dan KUR Mikro. Untuk KUR Ritel maksimal plafond yang diberikan ke debitur maksimal sebesar Rp 500 juta sementara KUR Mikro maksimal plafond sebesar Rp 25 juta. "KUR Mikro ini debitur bisa mendapatkannya tanpa perlu menyertakan agunan," ujar Irvandi lebih lanjut.
Untuk KUR Mikro dan Ritel demi penyaluran kredit tetap baik bagi BRK maupun debitur BRK maka perlu bekerjasama dengan Lembaga Penjamin, BRK berinisiatif bekerjasama dengan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida). Dengan kerjasama ini Jamkrida sebagai BUMD Riau akan menjamin pengembalian kredit yang dilakukan debitur. Pemilihan Jamkrida sebagai pihak untuk penjamin kredit disampaikan Irvandi sebagai wujud saling sinerginya Bank Riau Kepri dengan Jamkrida sebagai BUMD Provinsi Riau sehingga dapat tumbuh bersama memajukan Provinsi Riau.
''Kerjasama ini merupakan bentuk dukungan kami kepada dunia usaha mikro di daerah," hal ini disampaikan Direktur Jamkrida Herman Boedoyo SE. Ia melanjutkan dengan kerjasama ini Jamkrida akan menjamin setiap kredit yang dilakukan debitur KUR Mikro. Ia mengatakan pemjaminan yang dilakukan Jamkrida sama besarnya dengan plafond pembiayaan KUR yang disalurkan BRK sebesar Rp 250 Milyar," katanya. (realis)