Beijing Disambangi Kapal Perang AS

QINDAO, SUARALIRA.com - Kapal perang USS Benfold Amerika Serikat (AS) tiba di pelabuhan Qingdao, China, sebagai upaya untuk membangun kepercayaan antara Angkatan Laut AS dan China. Kunjungan kapal perang AS ke China ini merupakan yang pertama kali sejak pengadilan Arbitrase Laut China Selatan di Den Haag memenangkan gugatan Filipina atas sengketa klaim wilayah Laut China Selatan.
 
Komandan kapal perang USS Benfold, Justin L. Harts, mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk membangun hubungan.
 
”Para pelaut adalah pelaut di akhir hari, baik itu di Timur atau di Barat; kita semua menghadapi tantangan yang sama di laut. Kesamaan ini mempersatukan kita. Saya yakin bahwa pada akhir pekan kita akan melihat bahwa pelaut Amerika dan pelaut China sedekat seperti pelaut lainnya di laut lepas,” kata Harts, seperti dikutip dari sindonews, Selasa (09/08/2016).
 
Setelah kedatangannya  pada hari Senin, kapal perang USS Benfold mengadakan latihan dengan Angkatan Laut China. Kunjungan kapal perang AS ini juga diklaim bertujuan untuk memberikan kesempatan pada pelaut China dan AS berinteraksi dan membangun hubungan melalui kepentingan maritim bersama.
 
China seperti diketahui marah dan tidak terima dengan putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) soal sengketa Laut China Selatan yang keluar pada 12 Juli 2016 lalu. Putusan pengadilan di Den Haag itu menyatakan bahwa klaim teritorial China di Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum. Beijing juga dinyatakan melanggar kedaulatan Filipina.
 
Sejak putusan PCA muncul itu, China terus melakukan manuver untuk menjaga pulau-pulau buatan di Kelompok Spratly yang disengketakan. Beijing juga mendaratkan dua pesawat sipil di landasan baru pada terumbu Mischief dan Subi yang disengketakan serta mengirim pasukan coast guard (penjaga pantai) untuk memblokir kapal nelayan Filipina mencapai wilayah yang diperebutkan.
 
Hubungan AS dan China dalam beberapa hari terakhir juga terus memanas, setelah AS dan sekutunya—Jepang dan Australia—mendesak China tunduk pada putusan PCA. Media-media Pemerintah China bahkan mengobarkan retorika perang terhadap AS dalam editorialnya. (sn/sl)