SUARALIRA.com - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2016 mencapai USD 323,8 miliar atau setara Rp 4.290 triliun (USD 1 = Rp 13.250). Angka ini naik 6,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dikutip dari laman resmi bank sentral, utang luar negeri Indonesia sebesar USD 323,8 miliar ini terdiri dari utang luar negeri pemerintah USD 153,264 miliar.
Kemudian utang Bank Indonesia sebesar USD 5,433 miliar. Total utang keduanya adalah USD 158,697 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang hanya USD 150,684 miliar.
Lalu utang swasta tercatat sebesar USD 165,092 miliar. Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya USD 164,360 miliar.
Dari data ini terdapat sejumlah fakta anyar mengenai kinerja utang Indonesia. seperti yang ditulis merdeka.com
1.Utang pemerintah melonjak, swasta turun
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Hendy Sulistiowati menjelaskan, penurunan utang swasta disebabkan banyaknya korporasi yang menunda penarikan pinjaman karena permintaan ekspor masih lesu.
"Jadi perusahaan-perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) karena ekspor turun, ekspor kita masih negatif baik manufaktur, jadi ngapain utang banyak-banyak kalau produksi saja masih turun," ujarnya di Gedung BI, Jakarta.
2.BI ingatkan pemerintah tak bergantung pada utang
Kepala Departemen Statistisk BI Hendy Sulistiowati, mengklaim rasio jumlah utang luar negeri (ULN) dari pemerintah dan swasta terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 36,7 persen di triwulan II masih terjaga dari posisi waspada sebesar 51,1 persen. Meningkatnya realisasi utang diakui akibat penerimaan pajak yang rendah.
"Tetapi lebih bagus kita untuk menaikkan pajak dan penerimaan bukan pajak dibandingkan kita menambah utang," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
3.Utang dari Inggris melonjak
Dikutip dari data Bank Indonesia, Singapura tercatat sebagai kreditur atau pemberi utang terbesar untuk Indonesia dengan total mencapai USD 54,568 miliar. Turun tipis dibanding bulan sebelumnya USD 54,924 miliar.
Disusul Inggris dengan total piutang mencapai USD 21,197 miliar, China (USD 13,306 miliar), dan Amerika Serikat (USD 10,290 miliar). Kemudian, Belanda (USD 9,902 miliar).
Posisi Inggris melonjak ke peringkat ke-2 usai pada Mei lalu belum memasuki peringkat lima besar. Mei lalu, Singapura tercatat sebagai pemberi utang terbesar ke Indonesia dengan total mencapai USD 53,93 miliar atau setara dengan Rp 707 triliun. Selanjutnya disusul oleh Jepang dengan total utang mencapai USD 32,30 miliar.
China saat itu juga cukup besar memberi utang ke Indonesia dengan nilai mencapai USD 14,01 miliar dan disusul oleh Amerika Serikat sebesar USD 10,20 miliar. Sedangkan Belanda memberi utang sebesar USD 9,93 miliar.
4.Penurunan utang cuma terjadi di sektor perdagangan, hotel dan restoran
Dibanding Mei, kenaikan utang hampir terjadi di semua sektor usaha. Penurunan hanya terjadi di sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Utang sektor perdagangan, hotel, dan restoran menurun menjadi USD 226 juta. Angka ini menurun tipis USD 1 juta dibanding kinerja Mei yang mencapai USD 227 juta.
Sektor terbesar penarik utang tetap ditempati oleh keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai USD 112,1 miliar.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita